Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2017, 11:23 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Pelatihan selama satu tahun oleh profesor psikologi, yang mengajarkan kemampuan fisik dan emosional untuk melawan serangan seksual, telah berhasil menurunkan tingkat pemerkosaan di kampus hingga separuhnya.

Satu dari empat mahasiswa Inggris mengalami pengalaman seksual yang tidak diinginkan di kampus, menurut temuan studi NUS.

Prof Chalene Y. Senn menghabiskan 10 tahun bekerja bersama tim psikolog di University of Windsor membuat program edukasi untuk membantu perempuan mempertahankan diri mereka dari serangan seksual.

Menyasar pada mahasiswa tingkat pertama—yang merupakan korban serangan seksual paling sering—pelatihan Senn sukses mengurangi tingkat pemerkosaan di kampus hingga 46 persen dengan cara mendorong perempuan untuk bertindak cepat ketika mereka berada di situasi yang tidak nyaman.

Program dengan nama The Enchanced Asses, Acknowledge, Act (EAAA) Sexual Assault Resistance ini memberikan perempuan kemampuan fisik dan emosional untuk melawan serangan seksual melalui seri pelajaran fisik dan psikologis.

Baca juga : Mengapa Tak Semua Korban Perkosaan Melawan Balik?

Dalam pengembangan program, Senn mengidentifikasi tanda-tanda yang mengarah pada pemaksaan seksual atau indikator sebelum pemerkosaan alias “pre-rape”.

Dirumuskan oleh Patricia Rozee dan Mary Koss pada studi mereka tahun 2001, “pre-rape” merujuk pada kategori perilaku yang secara ilmiah berhubungan dengan pelaku pria.

“Peneliti kekerasan seksual melihat serangan seksual sebagai satu titik pada serangkaian perilaku dalam masyarakat yang disebabkan berbagai masalah, namun pada umumnya soal sikap dan perilaku,” kata Senn.

Tidak ada jaminan bahwa semua pelaku serangan seksual akan berperilaku sama, karenanya Senn menegaskan bahwa pemicu tindakan tersebut beragam.

Bagaimana pun, dia menambahkan, ada beberapa tanda yang bisa menjadi tanda peringatan bila seorang pria menjadi ancaman perempuan di sekelilingnya.

Adapun tanda-tanda ini kerap dianggap sebagai hal yang biasa, sehingga seringkali diabaikan. Terlebih fakta bahwa 80 persen korban pemerkosaan mengenal pelakunya, sehingga korban cenderung tidak memperhatikan tanda-tanda ini jika pelaku adalah teman dekat, kolega atau anggota keluarga tepercaya.

Baca juga : Geram Wanita Selalu Disalahkan, Seorang Seniman Ciptakan Jubah Anti-pemerkosaan

Berikut beberapa tanda peringatan “pre-rape”:

1. Menguasai

Ketika seseorang menunjukkan bahwa mereka ingin menguasai Anda dalam hal-hal tertentu, itu bisa menjadi lampu merah.

Misalnya memaksa melakukan hal tertentu, atau mengenakan pakaian tertentu, dan sebagainya.

2. Sentuhan yang tidak diinginkan

Menyentuh perempuan tanpa persetujuannya adalah tanda peringatan penyerangan yang jelas. Meski begitu, kadang-kadang korban tidak bisa membedakan antara sentuhan yang sifatnya penyerangan atau yang memiliki maksud lain.

3. Menuntut dan mengatur

Sekali lagi, tanda ini bisa saja terjadi di luar konteks seksual dan dapat terjadi dalam sejumlah cara di lingkungan sosial.

Senn menjelaskan isyaratnya sebagai berikut: "Seorang pria yang bersikeras untuk melakukan caranya sendiri meskipun mengetahui bahwa bukan itu yang Anda inginkan.”

4. Pemisahan

Sama seperti bagaimana mengenali perilaku “pre-rape”— seringkali lingkungan dan keadaan juga menjadi pendorong seseorang melakukan pemerkosaan.

Biasanya, risiko penyerangan seksual terbesar terjadi saat hasrat bertemu dengan situasi yang memungkinkan.

Tanda situasional yang khas adalah memisahkan korban dari keramaian atau orang lain. Sebagai contoh, orang yang berniat melakukan tindakan seksual biasanya memastikan bahwa dia dan korbannya benar-benar sendirian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com