Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2017, 21:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat lagi enak-enaknya tidur, mendadak Anda terbangun dan menyadari bahwa tidak semua bagian tubuh benar-benar beristirahat. Tanpa ada rangsangan apa pun, Anda mengalami ereksi saat tidur atau dikenal sebagai morning wood.

Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari penis yang mengeras sendiri ketika tidur. Justru ereksi malam hari yang rutin bisa pertanda bahwa kondisi tubuh dalam keadaan sehat, kata Adam Ramin, M.D., urologist and medical director of Urology Cancer Specialists di Los Angeles.

Seorang pria sehat bahkan mengalami tiga hingga lima kali ereksi setiap malam dan ini jadi petunjuk seluruh bagian tubuh berfungsi optimal.

Bagaimana itu terjadi? Pertama, Anda harus mengerti bagaimana cara ereksi bekerja, kata Ramin.

Stimulasi pada sistem saraf parasimpatis, misalnya saat melihat sesuatu yang seksi, atau merasakan sentuhan akan menyebabkan pelepasan neurotransmitter. Itu pula yang menyebabkan pelebaran arteri di penis. Akibatnya, darah yang mengalir ke penis lebih banyak, tapi aliran darah keluar sedikit—yang menyebabkan ereksi membesar, kian mengeras dan meningkat.

Saat tidur, ada juga peningkatan aktivitas sistem parasimpatis yang memperlambat detak jantung, melemaskan otot-otot dan membuat kita bermimpi lebih dalam. Intinya kita beristirahat total. Namun, mekanisme ini juga yang memicu ereksi malam hari.

Bicara tentang sistem saraf, maka menurut Ramin, kondisi itu tidak selalu terjadi karena penis tak sengaja tersentuh atau bermimpi sesuatu yang menggairahkan.

Apa manfaat dari respons otomatis ini? Hingga kini, tidak ada yang tahu. "Tidak ada manfaat yang pasti terkait ereksi nokturnal," katanya. "Mereka hanyalah hasil sampingan dari rangsangan alami sistem saraf parasimpatis di malam hari."

Meskipun kita tak memahami alasan ereksi malam hari terjadi, tapi setidaknya bisa membantu untuk jangka panjang, kata ahli urologi Tobias Köhler, M.D., M.P.H.

Ereksi ini menjaga jaringan penis tetap halus dan elastis. Kondisi ini juga mendorong otot halus di penis untuk rileks, membiarkan darah masuk dan membuat penis mengeras. Setidaknya itu bisa membuat Anda siap saat terbangun dan menginginkan hubungan intim.

Tanpa "olahraga saat tidur" ini, menurut Köhler, otot-ototnya bisa terlalu berkontraksi—yang akhirnya panjang penis saat ereksi bisa memendek.

Meskipun sulit untuk menentukan apakah jumlah ereksi malam hari yang didapatkan cukup atau tidak, setidaknya perlu sesekali memerhatikan apakah kita mendapatkan ereksi di malam hari.

Jika tidak pernah terjadi—atau jika tidak memerhatikan terjadi sesering mungkin—mungkin perlu berkonsultasi ke dokter, saran Dr. Ramin.

Beberapa masalah medis bisa jadi penyebab absennya ereksi spontan, seperti kerusakan saraf, penyakit arterial, hipertensi, atau diabetes. Bisa juga karena memiliki testosteron rendah, karena pria yang kadarnya di bawah rata-rata cenderung mengalami lebih sedikit ereksi di malam hari.

Bahkan depresi atau kecemasan bisa menyebabkan malfungsi saraf parasimpatis. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah bila melihat adanya perubahan pada ereksi malam hari, segera lakukan pemeriksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com