Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Keringat Darah, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Kompas.com - 03/11/2017, 08:18 WIB

KOMPAS.com — Gambar di atas menunjukkan seorang wanita dengan keringat darah yang merembes membasahi dahi dan mengalir menyusuri kelopak mata hingga ke pipi.

Kondisi yang dialami perempuan berumur 21 tahun di sebuah rumah sakit di Italia itu membuat bingung dokter yang bertugas.

Seperti diberitakan laman USA Today pada akhir Oktober lalu, kondisi "keringat darah" itu merupakan kejadian yang amat langka.

Kondisi pendarahan yang dialami wanita ini muncul di telapak tangan dan wajah, dan ternyata terjadi selama tiga tahun terakhir.

Baca juga: Perokok Wanita Lebih Berisiko Alami Pendarahan di Otak

Penjelasan itu diungkapkan dua dokter yang menangani perempuan itu dalam tulisan Canadian Medical Association Journal edisi 23 Oktober 2017.

Kondisi pendarahan terjadi pada saat penderitanya sedang istirahat ataupun beraktivitas. Demikian diungkapkan Dokter Roberto Maglie dan Marzia Caproni.

Namun, kondisi tersebut memburuk saat dibarengi tekanan emosional.

Rasa malu karena pendarahan ini menyebabkan wanita tersebut terisolasi secara sosial dan kian mengalami depresi.

Dokter mengatakan, tes darah atas perempauan itu tak menunjukkan hasil yang mampu menjawab misteri itu.

Baik Maglie maupun Caproni mengatakan, hingga saat ini tak ada literatur medis yang mampu mengungkap penyebab kondisi keringat darah semacam ini.

Selain itu, meskipun darah yang keluar terlibat bak keringat, belum ada yang membuktikan bahwa cairan itu melewati kelenjar keringat.

Apalagi, pendarahan serupa pun terjadi dari daerah tanpa kelenjar keringat.

Kendati demikian, keringat berdarah tentu bukan yang pertama kali terjadi. Sejarah mencatat, kondisi yang disebut hematohidrosis sudah terjadi sejak masa lalu.

Hal itu dituturkan Jacalyn Duffin. Duffin adalah sejarawan medis di Queen's University, Ontario, Kanada, yang menjelaskan tentang hal tersebut pada jurnal yang sama. 

Filsuf Yunani Aristoteles, menurut Duffin, juga pernah menggambarkan kondisi semacam ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com