Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2017, 20:11 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

Efektif tidaknya kondom untuk mencegah kehamilan ditentukan dari ukuran yang pas dan cara pemakaiannya (dan pelepasannya) yang benar. Ukuran yang terlalu besar berisiko longgar dan terlepas, terlalu sempit berisiko mudah sobek. Memakainya terlambat di tengah-tengah sesi bercinta dapat meningkatkan risiko hamil di luar rencana, terlalu cepat juga tidak akan efektif.

Banyak pula kesimpangsiuran tentang cara pakai kondom yang sebenarnya keliru, seperti memakai kondom dobel atau kondom dipakai untuk dua kali penetrasi, yang dapat meningkatkan risiko kehamilan dan penularan penyakit.

3. Suntik hormon

Suntik KB untuk pria tergolong sebagai kontrasepsi modern yang baru digarap dalam beberapa tahun belakangan ini. Suntik KB pria ini berisi hormon testosteron sintetis dan progestin (hormon wanita sintetis), untuk disuntikkan setiap 8 minggu sekali. Tujuan dari suntik KB pria adalah untuk menurunkan kadar testosteron alami dalam tubuh pria guna menekan proses pematangan sperma-sperma muda.

Baca juga : Ini Dia 6 Manfaat Hormon Testosteron di Tubuh Pria

Apa kelebihan dari metode ini?

Terapi hormon adalah terapi yang dinilai cukup aman dan efektif untuk dilakukan, karena bersifat sementara atau bisa kembali ke keadaan semula, karena tidak menyebabkan kemandulan permanen seperti pada vasektomi. Metode kontrasepsi ini akan menjadi jalan keluar bagi pasangan di mana pihak perempuannya tidak bisa melakukan kontrasepsi sendiri karena alasan kesehatan tertentu.

Apa kekurangan dari metode ini?

Sampai sejauh ini, suntik KB untuk pria masih bersifat eksperimental terbatas. Maka biaya untuk mendapatkannya pun cukup mahal. Selain itu, layaknya pil KB wanita, suntik KB pria juga harus tepat waktu agar efektivitas kontrasepsi tetap terjaga. Beberapa penelitian menyebutkan cara hormonal ini juga dapat memengaruhi nafsu seks pria.

Metode kontrasepsi dengan hormon tidak bisa melindungi dari penularan penyakit seksual.

4. Vasektomi

Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanen. Untuk melakukan vasektomi, dokter bedah akan melubangi buah zakar Anda untuk menarik saluran vas (saluran penyalur sperma), memotongnya, dan kemudian mengikat kedua ujungnya sebelum menutup kembali buah zakar Anda dengan jahitan. Proses ini menyebabkan sperma tidak bisa bercampur lagi dengan air mani.

Baca juga : Seberapa Sering Sebaiknya Pria Mengalami Ejakulasi?

Ribuan orang menjalani operasi vasektomi di Bali.Deutsche Welle Ribuan orang menjalani operasi vasektomi di Bali.
Apa kelebihan dari metode ini?

Apabila pasangan sudah yakin tidak ingin punya anak atau tidak ingin menambah keturunan lagi, vasektomi merupakan cara paling efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Lebih dari 99 persen kasus vasektomi terjamin efektif untuk mencegah kehamilan.

Vasektomi tidak akan menurunkan kadar testosteron, mengganggu gairah seks, kemampuan untuk ereksi, orgasme, maupun ejakulasi sehingga Anda masih bisa berhubungan seks seperti biasa tanpa khawatir kebobolan.

Apa kekurangan dari metode ini?

Vasektomi adalah prosedur operasi, sehingga dapat muncul beberapa komplikasi dan efek samping umum, misalnya perdarahan, infeksi, dan rasa tidak nyaman setelah tindakan tersebut dilakukan. Namun hal ini dapat ditangani dengan mudah.

Anda juga harus tetap menggunakan metode kontrasepsi lain sampai tiga bulan setelah vasektomi, karena masih mungkin ada sisa-sisa sperma yang mengapung di sekitar ujung bukaan vas yang dapat menyebabkan kehamilan (mungkin kecil peluangnya, namun tidak mustahil). Vasektomi tidak dapat melindungi Anda dari penyakit seks menular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com