Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2017, 19:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Namun, makna egoisme psikologis ini masih bercabang antara egoisme yang mendahulukan kepentingan diri sendiri dan egoisme yang berguna untuk diri sendiri.

Adapun egoisme etis adalah adanya keharusan pada individu untuk mengambil tindakan yang paling menguntungkan diri sendiri. Kepentingan diri sendiri harus terjamin, tapi bukan berarti kepentingan orang lain terabaikan.

Struktur kejiwaan

Menurut pendiri aliran psikoanalisis, Sigmund Freud  (1856-1939), manusia memiliki tiga struktur kepribadian, yaitu id (es), ego (ich), dan superego (uber ich).

Id adalah keinginan manusia seperti makan minum dan seks. Sebuah keinginan yang mengarah pada pemenuhan keinginan daging. Keinginan ini memang selalu ada selama manusia hidup dalam tubuh yang fana ini. Id menuntut kepuasan.

Ego adalah diri kita sendiri ini yang lebih mengarah kepada pikiran, perasaan, kemauan, yang seluruhnya berputar pada diri sendiri setiap saat. Faktor ego yang memutuskan apakah mau mengikuti keinginan id atau menolaknya.

Lain halnya dengan superego, yang sifatnya sebagai penjaga moral. Selalu mengingatkan ego apabila akan memenuhi keinginan id. Jadi, superego bertentangan dengan id. Id selalu ingin dipuaskan, sedangkan superego selalu memberi warning.

Jadi, seseorang yang lebih mementingkan id dalam hidupnya, maka orang ini dinilai egois. Raymond Corsini dalam buku Psikologi Dewasa Ini (2003) mengatakan bahwa ego itu terlalu lemah terhadap id. Id menggebu, sedangkan ego mudah tergiring, menggiring pada gairah buta (blind passion) dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan rasional dengan konsekuensi yang begitu besar.

Sebagai penutup, perlu diketahui tentang Anna Freud (1895-1982), putri Sigmund Freud. Anna sangat tertarik pada teori psikoanalisis Sigmund Freud, tetapi dari segi dinamika kejiwaan manusia, bukan pada struktur kejiwaan manusia.

Oleh karena itu, Anna sangat fokus pada masalah ego, maka lahirlah mazhab psikoanalisis yang disebut psikologis ego.

Menurut Anna, ego adalah dasar pengamatan psikolog. Dengan demikian, psikolog dapat mengamati id dan superego dan alam bawah sadar secara mendalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com