Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini Kebiasaan Buruk yang Tingkatkan Risiko Kanker

Kompas.com - 23/11/2017, 12:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Riset dari American Cancer Society menunjukan, faktor pemicu kanker sebenarnya berada dalam kendali kita.

Gaya hidup seperti merokok, konsumsi daging merah dan olahan, malas olahraga, inilah yang berpotensi besar memicu hadirnya kanker.

Dalam penelitian tersebut, para ahli mencoba mengungkap berapa besar peluang faktor pemicu kanker tersebut menyerang masyarakat dengan 26 jenis kanker yang berbeda.

Gaya hidup tidak sehat berperan besar sebagai faktor pemicu kanker. Kurangnya konsumsi serat dan kalsium, juga paparan asap dan sinar UV turut andil sebagai pemicu kanker.

Penelitian tersebut juga menemukan enam infeksi virus yang terkait dengan kanker, termasuk di antaranya human papillomavirus (HPV)-yang terkait dengan kanker oropharynx atau hidung-dan kanker sarkoma kaposi.

Sarkoma kaposi adalah kanker yang mempengaruhi lapisan pembuluh darah limfatik pada orang-orang dengan kekebalan menurunkan biasanya pasien dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Setelah menerapkan formula matematika dengan mempertimbangkan peluang terjadinya kanker, para periset menghitung jumlahnya.

Ditemukan data, 43 persen dari semua kasus kanker pada pria dikaitkan dengan faktor risiko yang telah dipaparkan di atas.

Lantas, gaya hidup seperti apakah yang berbahaya bagi pria?

Merokok menyumbang sekitar 24 persen sebagai pemicu kanker. Sementara itu, paparan sinar UV memiliki potensi sebesar enam persen. Lalu, obesitas meyumbang sekitar lima persen.

Konsumsi alkohol berlebih, dan kurangnya konsumsi buah dan sayur menyumbang lima persen sebagai pemicu kanker.

Baca :Mendeteksi Kanker Bahkan Sebelum Gejalanya Muncul

Gaya hidup merokok menyumbang 84 persen kanker paru-paru, 75 persen kanker laring, dan 52 persen kanker esofagus pada pria.

Sedangkan radiasi sinar UV, berpotensi sebesar 95 persen sebagai penyebab kanker melanoma.

Lalu, bagaimana dengan obesitas? Obesitas adalah penyebab satu dari tiga kasus kanker pada kantong empedu, hati, ginjal, dan keker kerongkongan pada pria.

Virus juga memainkan peranan penting meskipun tidak sebesar faktor-faktor yang disebutkan di atas.

Misalnya, HPV berpotensi sebesar 0,4 persen sebagai penyebab kanker pada pria-termasuk di antaranya kanker orofaring, dan 59 kanker penis.

HIV memiliki potensi sebesar 0,5 persen, termasuk 89 persen sarkoma kaposi atau kanker yang mempengaruhi lapisan pembuluh darah limfatik.

Virus seperti HPV dan HIV dapat dicegah melalui tindakan seks yang aman, termasuk dengan penggunaan kondom dan dental dam, -pengaman yang digunakan untuk oral seks.

Sementara itu, Anda bisa mencegah kanker dengan mengubah gaya hidup. Misalnya dengan berhenti merokok dan konsumsi alkohol.

Journal of Thoracic Oncology menemukan fakta, lima tahun setelah berhenti merokok, risiko adenokarsinoma, -bentuk kanker paru-paru yang paling umum, turun sebesar 52 persen.

Risiko tersebut semakin berkurang hingga 80 persen setelah 10 tahun berhenti merokok.

Jadi, dengan merubah gaya hidup-seperti mengubah pola makan dan olah raga yang sehat-maka risiko kanker pun akan berkurang.

Ketua International Agency for Research on Cacer, -sebuah badan peneltiian kanker, Graham Colditz, mengatakan, dengan perubahan tersebut risiko kanker akan berkurang sebesar lima persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com