JAKARTA, KOMPAS.com - Tren ikut ajang lari maraton kini tengah naik daun. Tak sedikit orang mengikuti acara ini hingga berkali-kali dalam satu bulan. Tapi, apakah itu baik?
Dr Hario Tilarso SpKO mengatakan, setiap pelari -khususnya pelari maraton, membutuhkan waktu untuk pemulihan. Namun, panjangnya waktu tersebut berbeda-beda.
Selain atlet maraton profesional, pelari maraton umum perlu mengikuti metode: empat dikali dengan waktu tempuh.
"Jika dia lari 42 kilometer dalam waktu lima jam, maka untuk waktu pemulihan, empat dikali waktu tempuh. Kalau lima jam berarti (istirahat) 20 hari."
Baca juga : Insiden Salah Belok, Para Pelari Unggulan Gagal Juarai Maraton Venesia
"Setelah itu baru baru boleh ikut perlombaan," kata Hario saat coaching clinic Pertamina Eco Run, di Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Pemulihan dengan mengikuti perhitungan tersebut dianggap paling ideal untuk mengembalikan kerja organ-organ tubuh.
Bila tetap dipaksakan berlari, maka akan mengganggu kerja organ, mulai dari ginjal, jantung hingga liver. Risikonya adalah sakit.
"Bisa terjadi kerusakan beberapa organ terutama liver, kemudian hepatitis, enzim-enzim jantung naik, kalau belum pure (kembali normal), kita genjot lagi, bisa bermasalah. Jadi jangan paksakan," kata dia.
Baca juga : Asap Polusi Masih Tebal, Maraton di New Delhi Tetap Digelar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.