Pergantian generasi merupakan keniscayaan. Begitu juga dengan era para desainer di Indonesia, kata Yungyung.
Dia paham betul bahwa akan ada desainer-desainer muda yang akan bermunculan dan perlahan naik ke panggung busana.
Saat ini pun, dia mengakui, para desainer baru itu sudah bermunculan. Namun, dia merasa gelisah.
“Yang disayangkan kok enggak berbeda ya, kan kita mau kaya akan desainer,” katanya.
Dia berharap mereka tak ‘latah’ menjadi desainer. Harus ada segmentasi sendiri, sehingga ada ciri.
“Jangan latah-latahan karena uang terus maunya jadi terkenal, enggak bisa begitu, itu bukan desainer,” katanya.
Yungyung mengatakan, para desainer kawakan tak hanya bermodal uang kemudian membayar orang untuk merealisasikan rancangannya—juga ilmu segudang.
Mereka disebut bisa membuat sketsa, menjahit, hingga memotong.
“Lanjutkan fashion Indonesia menuju lebih baik, bahkan kalau bisa lebih baik dari kami, karena kami sudah memperjuangkan—dan harus dilanjutkan, harapannya pasti bagus."
"Jadi apa yang harus dilakukan? Banyak belajar,” kata Yungyung yang mengaku dia tidak bermaksud merendahkan desainer muda, melainkan memberi semangat.
“Saya juga sering bertemu anak muda desainer bagus, ada kok, tapi desainer (muda) yang ini enggak deh, harus belajar,” kata Yungyung bercita-cita ingin membuat museum busana Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.