Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hei Lelaki, Pahamilah Penyebab dan Gejala Disfungsi Ereksi

Kompas.com - 30/11/2017, 12:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi kebanyakan menyerang pria berumur. Meski demikian, gejala gangguan seksual ini bisa berkembang pada usia yang lebih muda.

Efeknya, tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tapi juga menimbulkan gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan kinerja.

Banyak perawatan tersedia untuk mengatasi gangguan ini, baik secara langsung atau dengan mengatasi persoalan kesehatan tertentu yang menjadi pangkal dari gejala itu. 

Dalam kondisi semacam ini, sering dianjurkan untuk memulai penanganan dengan mengatasi masalah yang mendasarinya.

Baca juga : 8 Hal Aneh Penyebab Disfungsi Ereksi

Sebab, hal ini dapat membantu agar terhindar dari masalah yang berpotensi besar untuk berkembang.

Disfungsi ereksi adalah kelainan yang berkembang karena satu atau lebih penyebab di belakangnya.

Salah satu faktor signifikan yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah usia.

Lalu, kita pun bisa melihat kecenderungan meningkatnya prevalensi disfungsi ereksi saat mengamati garis keturunan.

Saat memasuki fase andropause, defisiensi hormon testosteron yang beredar di dalam tubuh pun terpengaruh. Hal ini amat lekat terkait dengan faktor usia. 

Andropause adalah kondisi pria usia tengah baya yang mempunyai gejala-gejala dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita.

Baca juga : Mengapa Ereksi Spontan Terjadi Saat Tidur?

Lantas, orang biasanya akan berpikir bahwa kondisi disfungsi ereksi terkait dengan andropause tersebut.

Namun, pada kenyataannya, hanya sejumlah kecil kasus disfungsi ereksi yang disebabkan oleh kekurangan testosteron.

Dalam kebanyakan kasus, kelainan ini disebabkan oleh masalah medis lain.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases  melaporkan, banyak penyakit yang mendasar dapat menyebabkan gejala disfungsi ereksi.

Antara lain, penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah dan jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, multiple sclerosis, penyakit ginjal, dan penyakit peyronie.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com