Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tato di Dada Sulitkan Dokter untuk Selamatkan Nyawa...

Kompas.com - 04/12/2017, 12:53 WIB

KOMPAS.com - Tenaga medis di sebuah rumah sakit di Florida, Amerika Serikat, gempar dan dihadapkan pada kebingungan besar.

Peristiwa itu terjadi saat mereka menerima seorang pasien dengan tato bertulis "Do Not Resuscitate" di dadanya.

"Do Not Resuscitate" atau lebih dikenal dengan singkatan DNR adalah sebuah perintah untuk tidak melakukan tindakan pertolongan CPR (cardiopulmonary resuscitation), jika terjadi permasalahan darurat pada pasien.

Biasanya, perintah DNR semacam ini merupakan surat yang ditulis atas permintaan pasien atau keluarga, dan harus ditandatangani serta diputuskan melalui konsultasi dengan dokter yang berwenang.

Baca juga: Mau Bikin Tato? Jangan Buru-buru, Pelajari Dulu Saran-saran Ini...

Keberadaan tato di dada pria 70 tahun yang masuk ke unit gawat darurat Jackson Memorial Hospital di Miami, dipandang sebagai hal penting yang wajib dipertimbangkan.

Pria itu tengah mengalami masalah pernafasan, akibat tingginya konsentrasi alkohol dalam darah, dan membutuhkan pertolongan segera.

Namun, tidak ada dokumen identifikasi yang menyertai lelaki tua tersebut.

Kesaksian para dokter dan tenaga medis ini dipublikasikan The New England Journal of Medicine dan dikutip kantor berita AFP.

"Tato DNR di dada pasien ini menghasilkan lebih banyak kebingungan daripada kejelasan," kata dokter.

Dokter tersebut mengatakan, awalnya para tenaga medis telah memutuskan untuk "tidak menghormati" tato tersebut.

Alasannya adalah tenaga medis harus mengambil keputusan dengan pertimbangan yang terbaik saat menghadapi ketidakpastian.  Namun, putusan itu urung dilaksanakan.

Sebab, muncul pandangan lain yang menilai bahwa pasien ini telah berusaha keras menegaskan sikapnya melalui tato tersebut.

Akhirnya, paramedis pun mengajukan konsultasi etika dalam kasus ini.  Sepanjang permohonan diajukan, dokter hanya memberikan perawatan dasar agar mendapat waktu di ambang pilihan hidup dan mati.

Para konsultan lalu memberi nasihat agar tim medis menghormati tato tersebut. Sebab, tato tersebut dipandang sebagai preferensi otentik dari si pasien.

Dokter pun memilih mengikuti nasihat itu. Pada malam hari, tak lama setelah keputusan tersebut, pria tua bertato ini pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com