Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2017, 20:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pria disebut sebagai makhluk yang selalu memikirkan tentang seks. Karena itu, apakah mungkin ada kaum adam yang alergi terhadap hubungan seks? Jawabannya mungkin.

Jika Anda pernah merasa hidung tersumbat, kelelahan dan berkeringat setelah berhubungan seks, bisa jadi itu karena Anda alergi terhadap hubungan seksual atau biasa disebut post-orgasmic illness syndrome (POIS).

Kondisi langka yang menyebabkan seperti gejala flu itu terjadi setelah berhubungan seks.
POIS pertama kali dilaporkan pada tahun 2002 dan terdapat lebih dari 50 kasus di dunia—tapi mungkin bisa lebih tinggi bila pria tak pernah mendengar kondisi itu sebelumnya.

Laporan terbaru dari Tulane University School of Medicine di New Orleans menyebut POIS sebagai sebuah kondisi langka yang kurang didiagnosis dan dilaporkan.

“Diharapkan ada studi mendatang untuk menelusuri prevalensi, patofisiologi dan pengobatan kondisi yang melemahkan ini.”

Pria dengan kondisi ini dapat mengalami kelelahan ekstrim, lemas, demam atau berkeringat, perubahaan mood atau mudah marah, hidung tersumbat dan mata terasa gatal setelah bercinta.

Kondisi itu akan terjadi selama beberapa detik, menit atau bahkan beberapa jam setelah ejakulasi—bahkan bisa bertahan dua hingga tujuh hari.

Meskipun gejala kondisi itu sudah terungkap, namun penyebabnya masih misteri. POIS seringkali karena alergi sperma yang disebabkan reaksi imun.

Alergi sperma merupakan sebuah reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan saat pria ejakulasi. Biasanya terjadi pada perempuan, tapi juga bisa terjadi pada pria.

Teori lain adalah beberapa pria mengalami gangguan yang memengaruhi reseptor opioid endogen (endorfin). Tubuh mereka tidak mampu mengatasi opioid endogen yang dilepasakan saat hubungan seksual.

Tanpa tahu penyebab kondisi tersebut, maka akan sulit untuk diobati. Beberapa pria mencoba mengobati dengan antihistamin, inhibitor serotonin selektif (biasanya digunakan sebagai anti-depresan) dan benzodiazepin.

Sebuah studi juga menguji coba dengan menggunakan hiposensitisasi untuk mengobati dua pria. Terapi itu bertujuan menurunkan respons alergi mereka melalui paparan, dengan kata lain semakin mereka mengalami ejakulasi, maka semakin rendah gejala mereka. Meskipun tidak sama sekali menyembuhkan gejalanya, setidaknya sedikit meredakan.

Selama belum ditemukan cara yang tepat untuk mengatasi hal itu, maka akan tetap ada bagi penderitanya.

Sayangnya, kondisi itu tentu akan berdampak kehidupaan percintaan pria—bahkan bisa menghentikan minat untuk berhubungan seks.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com