Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2017, 13:11 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pangeran Harry dari Inggris melamar kekasihnya, Meghan Markle, beberapa waktu lalu, dan media segera ramai dengan berita soal pasangan tersebut.

Namun, ada beberapa hal terlewatkan, salah satunya adalah pertanyaan mengejutkan pada Harry dari seseorang yang hadir dalam pengumuman pertunangan itu. Ia bertanya, "Bagaimana rasanya menjadi seorang "ginger hair" dan menikahi Meghan?".

Mendengar pertanyaan itu, Harry tersenyum lebar lalu menjawab, "Hebat sekali bukan? Hampir tak percaya rasanya."

Mengapa rambut merah atau ginger hair jadi persoalan? Mungkin kita tidak terlalu mengenal masalah itu, karena pilihan kita hanya berambut hitam, ubanan, atau botak. Namun beberapa budaya di Eropa menganggap rambut merah bukanlah sesuatu yang menarik minat.

Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Studies, menggunakan serangkaian wig untuk mengukur daya tarik seseorang berdasarkan warna rambutnya.

Hasilnya, wanita yang paling dianggap menarik adalah mereka yang mengenakan wig pirang atau blonde. Sementara itu, pria yang mengalami banyak penolakan adalah mereka yang  mengenakan wig warna merah atau ginger.

Nah, Harry bisa dibilang pria dengan ginger hair paling beruntung karena ia lahir sebagai pangeran di Inggris. Ia makin terkenal semenjak mengumumkan hubungannya dengan Meghan yang juga mempesona.

Rambut merah pun menjadi lebih disukai barangkali karena pangeran ini. Bahkan, Unicode-sebuah badan yang mengawasi peluncuran emoji-mulai mempertimbangkan permintaan publik untuk menciptakan emoji berambut merah.

Organisasi nirlaba tersebut mengatakan bahwa permintaan tersebut sedang dipertimbangkan untuk diluncurkan tahun depan - bersama dengan emoji lobster, kanguru, dan gigi.

Padahal emoji dengan rambut hitam, coklat, pirang dan abu-abu telah beredar melalui kartun smartphone selama bertahun-tahun. Orang-orang dengan ginger hair sampai sekarang nampaknya masih mengalami diskriminasi.

Menurut Jacky Colliss Harvey, penulis buku RED: A History of the Redhead, stereotip negatif  tidak adil yang dikaitkan dengan pria berambut merah berasal dari sosok Yudas - yang mengkhianati Yesus - dan digambarkan sebagai pemilik rambut merah.

Dia mengatakan bahwa wanita dengan ginger hair lebih diterima dan dianggap sebagai salah satu kunci kecantikan wanita selama berabad-abad. Namun pada pria, rambut merah itu dianggap menjadikan mereka kurang jantan dan sering jadi bahan olok-olok.

Baca :Bagaimana menggaet pria kaya seperti Pangeran Harry?

Stereotip lain di Serbia dan Rumania mengatakan bahwa pria berambut merah akan berubah menjadi vampir saat meninggal.

"Sangat disayangkan bahwa rambut merah pada pria dianggap sebagai hal yang sangat buruk, dan anggapan ini mengakar hingga kini," ucap Jacky Colliss Harvey.

Untungnya, stereotip mengenai pria dengan ginger hair ini tidak melemahkan pesona Pangeran Harry. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, sang pangeran tetap tampil menawan dengan rambut merahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com