Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2017, 15:10 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Mengajarkan disiplin pada anak sudah bisa dilakukan saat anak berusia dini. Disiplin bertujuan untuk menghindari kesalahan dan adanya hukuman atas perilaku anak yang tidak sesuai.

Berbeda orangtua, berbeda gaya pula cara mendisiplinkan buah hatinya. Namun, beberapa orangtua kadang mengadaptasi cara yang salah saat berupaya membuat anaknya patuh dan nurut. Alih-alih patuh, cara disiplin yang tak efektif malah membuat anak cenderung melawan atau mengabaikan orangtua. Apa saja cara mendisiplinkan anak yang kurang efektif?

1.  Sambil berteriak-teriak atau membentak

Mungkin sulit rasanya bagi orangtua untuk tidak meninggikan suaranya ketika mendisiplinkan anak. Pasti setidaknya Anda pernah hampir berteriak terhadap anak ketika ia tidak bisa patuh, atau melakukan perbuatan yang salah. Namun meneriaki anak seperti itu tidak membantunya menjadi lebih disiplin.

Ketika orangtua berteriak-teriak atau membentak anak, pesan apa pun yang Anda sampaikan  tidak akan dipahami. Mengapa? Saat Anda membentak, anak akan diselimuti rasa takut dan sakit hati.

Maka, bukannya meresapi betul kata-kata dan arahan Anda, anak justru sibuk bertanya-tanya mengapa orangtuanya sendiri tega menyakiti perasaannya, padahal ia belum begitu mengerti apa yang salah dari perbuatannya.

2. Sambil mengomel atau menceramahi panjang lebar

Terkadang, ada orangtua yang memiliih cara mendisiplinkan anak dengan cara memberi ceramah dan penjelasan panjang lebar dengan nada yang menyalahkan dan penuh tuntutan. Namun sebenarnya, ceramah yang kepanjangan akan membuat anak-anak bosan dan cenderung tidak menimbulkan efek jera apa pun.

Jika ingin mendisiplinkan lewat kata-kata, sampaikan secara padat, singkat, dan jelas. Jangan lupa juga jelaskan apa perubahan yang Anda ingin darinya, atau perilaku apa yang tidak seharusnya dia lakukan. Hal ini akan jauh lebih mudah diingat dan dipatuhi anak.

Jadi misalnya anak membiarkan mainannya berantakan di lantai, daripada mengomel panjang lebar, cukup katakan, “Adik, sehabis main tanggung jawabmu adalah merapikan mainanmu sendiri. Yuk, bereskan supaya rapi lagi.”

Baca juga : 10 Kesalahan Ayah saat Menghukum Anak

3. Mengancam anak

Tak jarang, secara tidak sadar orangtua mengancam anaknya jika tidak menurut. Boleh mengancam, tapi tidak dilakukan dengan sering. Jika Anda memberi anak-anak ancaman berulang tanpa menindaklanjuti ancaman tersebut, anak akan menganggap bahwa Anda tidak serius.

Anda baru boleh mengancam jika Anda memang berniat mengambil hak istimewa dari konsekuensi negatif yang anak lakukan. Misalnya melarang dia nonton televisi jika tidak mau belajar.

4. Menggunakan kekerasan

Ilustrasi kekerasan terhadap anaktakasuu Ilustrasi kekerasan terhadap anak
Senakal apa pun anak, kekerasan bukanlah solusi. Anak belajar berperilaku dari orangtuanya. Jadi kalau Anda menggunakan kekerasan, yang akan dicontoh anak adalah bagaimana cara menggunakan kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah. Anak juga akan meniru orangtuanya yang tidak mampu mengendalikan diri ketika sedang emosi.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com