Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2017, 08:12 WIB

KOMPAS.com - Selain makanan, minuman juga perlu mendapatkan perhatian dalam usaha penurunan berat badan, salah satunya minuman bersoda.

Bagi Anda yang ingin memiliki tubuh lebih ramping, cobalah untuk mengurangi minum minuman bersoda.

Sebab, minuman jenis ini dapat memicu Anda untuk makan lebih banyak, yang berujung pada obesitas.

Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang digelar Universitas Birzeit di Palestina, dan didanai dengan hibah dari institusi yang sama.

Baca juga : 5 Langkah Mudah Hentikan Kecanduan Minuman Bersoda

Hasil riset ini kemudian dipublikasikan di jurnal Obesity Research and Clinical Practice.

Disebutkan, bukan hanya kandungan gula yang terdapat pada minuman bersoda, yang membuat Anda gemuk karena terpicu untuk makan lebih banyak, tapi juga karbonisasinya.

Karbonasi adalah fenomena di mana gas karbon dioksida tersuspensi dalam air, menciptakan gelembung kecil.

Karbonasi dapat terjadi baik secara alami dan buatan, sebagai akibat dari pengenalan karbon dioksida pada cairan.

 

Pada penelitian ini ditemukan fakta, tikus yang meminum soda secara reguler, makan lebih banyak dan lebih gemuk, dibandingkan dengan tikus yang tidak reguler meminum air biasa.

Penambahan berat badan ini dikaitkan dengan peningkatan produksi hormon ghrelin, yang memicu nafsu makan. Hormon ini diproduksi baik oleh hewan pengerat, maupun manusia.

Para periset kemudian melihat efek minuman berkarbonasi pada 20 pria muda, dan mendapati  kadar ghrelin darah yang lebih tinggi setelah minum minuman bersoda daripada air biasa.

Namun, meningkatnya produksi karbonasi atau ghrelin belum menjadi jawaban mutlak terkait hubungan konsumsi minuman ringan dan obesitas.

Baca juga : Minuman Bersoda Mengandung Jenis Gula Paling Berbahaya

Pasalnya, obesitas pun mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, sosial, dan gaya hidup, bukan hanya minuman berkarbonasi.

Orang yang mengonsumsi banyak minuman bersoda mungkin juga lebih cenderung memiliki pola makan kurang sehat, dan kurang berolahraga. 

Para peneliti lantas menyimpulkan, ada efek yang nyata dari gas karbondioksida dalam minuman bersoda terhadap peningkatan konsumsi makanan, dengan mendorong pelepasan ghrelin.

Kondisi itu kemudian memicu meningkatnya risiko penambahan berat badan, obesitas dan penyakit hati berlemak.

Mengurangi minuman bersoda juga perlu dilakukan untuk menghindari serangan jantung dan stroke.

Baca juga : Soda Diet Tak Sebabkan Diabetes?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Meetdoctor
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com