Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2017, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seks seharusnya menyenangkan, bukan? Tapi untuk sebagian orang, aktivitas ini juga bisa menimbulkan efek samping tak menyenangkan seperti sakit kepala.

Ini memang gejala yang tidak umum. Tapi, sekitar satu persen orang mengalami pusing saat berhubungan seks, dan sekitar tiga perempat di antaranya adalah pria, kata Michael Reitano, M.D., seorang dokter yang bermukim di Roma.

Ada tiga jenis sakit kepala yang terjadi saat berhubungan seksual. Tipe yang pertama adalah yang ringan dan biasanya terjadi saat baru mulai bercinta.

Menurut Reitano, sakit kepala jenis ini juga menyebabkan rasa sakit yang mempengaruhi leher. Walau tidak berbahaya, tapi cukup mengganggu.

"Beberapa orang merasa bahwa analgesik seperti ibuprofen bisa menyembuhkannya. Namun, ada juga yang memerlukan obat resep," tambahnya.

Jenis sakit kepala kedua karena seks disebut "thunderclap" atau sakit kepala tiba-tiba. Sakit kepala jenis ini terjadi saat orgasme dan kadang-kadang bisa berlanjut selama beberapa jam sesudahnya.

"Sakit kepala jenis ini biasanya jauh lebih menyakitkan dari jenis pertama dan memerlukan perawatan medis segera," kata Reitano.

Meski jarang, tapi nyeri kepala mendadak itu bisa menandakan kondisi serius seperti pendarahan otak atau stroke. Jenis sakit kepala ini dapat diobati dengan obat yang sama dengan jenis pertama.

"Setengah dari mereka yang menderita sakit kepala thunderclap juga mengalaminya saat berolahraga," tambahnya.

Pemicunya bisa jadi akibat kenaikan tekanan darah yang dipicu aktivitas fisik.  "Adrenalin yang dilepaskan saat bercinta mungkin meningkatkan tekanan di otak Anda. Kontraksi otot di leher juga bisa menjadi pemicu sakit kepala," ucap Bindiya Gandhi, M.D, pakar fisika medis.

(Baca juga :Seks, Kunci Tidur yang Lebih Nyenyak)

Konsumsi obat-obatan tanpa resep, seperti dekongestan untuk flu dan pilek juga dapat menyebabkan sakit kepala.  Obat ini dapat menyebabkan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah berlebihan.

Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak duduk atau obesitas juga bisa meningkatkan risiko nyeri kepala saat bercinta ini.

Sementara itu, jenis ketiga dari sakit kepala ini juga bisa terjadi, meskipun sebenarnya jarang terjadi. Hanya 1 dari 20.000 orang yang berpotensi untuk mengalaminya.

Sakit kepala jenis ini dimulai setelah hubungan seks dan bertambah buruk saat Anda berdiri. Ini bisa terjadi di semua tempat pada skala rasa sakit.

Reitano menjelaskan bahwa mereka yang mengalami hal ini biasanya memiliki lapisan otak yang tipis dan kenaikan tekanan darah akibat aktivitas fisik seks menyebabkan cairan spinal bocor.

"Inilah yang menyebabkan otak terasa berat saat Anda berdiri. Untuk mencegah sakit kepala kronis, Anda mungkin perlu untuk mendapatkan operasi untuk penyembuhan," ucapnya.

Konsultasikan dengan dokter saat mengalami sakit kepala ketika berhubungan seks.Ini bertujuan agar kita segera mendapatkan perawatan dan mencegah masalah kronis seperti pendarahan di otak. Apalagi jika nyeri kepala disertai mual dan muntah.

(Baca juga :Mungkinkah Pria Alergi Terhadap Seks?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com