Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2017, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan cara yang paling mudah untuk memantau pertumbuhan janin. USG idealnya dilakukan minimal 3 kali selama kehamilan.

Menurut dr.Irvan Adenin Sp.OG(K), pemeriksaan USG pertama kali dilakukan pada usia 6 minggu. "Tujuannya untuk mengetahui usia kehamilan secara akurat. Haid terakhir tidak dapat menjadi patokan akurat usia kehamilan," katanya dalam acara diskusi di Jakarta (18/12).

USG berikutnya dapat dilakukan di usia kehamilan 18-24 minggu. Pada pemeriksaan ini juga dapat dilakukan pengukuran tekanan aliran darah ke rahim untuk melihat risiko gangguan tumbuh kembang janin dan risiko preeklampsia.

Irvan menjelaskan, usia kehamilan 32 minggu merupakan masa paling tepat untuk mengecek normal tidaknya kondisi janin.

"Pada periode ini, baru muncul manifestasi gangguan. Sebenarnya gangguan pada pembuluh darah ibu di plasenta sudah terjadi sejak awal kehamilan, tapi kehamilan akan baik-baik saja karena belum ada kebutuhan besar dari janin," kata dokter konsultan fetomaternal dari RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta ini.

Di minggu 32-34, pertumbuhan janin mencapai kecepatan maksimal, sehingga jika pembuluh darah ke rahim menyempit, akan mulai timbul keluhan pada ibu hamil, misalnya sesak napas. Selain itu, gangguan pertumbuhan janin juga baru bisa terdeteksi.

"Ini untuk gangguan pertumbuhan akibat faktor lingkungan. Kalau kelainan janin akibat faktor genetik, seperti down syndrome, sudah bisa diketahui sejak awal kehamilan," paparnya.

Dr.Irvan Adenin Sp.OG (K).Kompas.com/Lusia Kus Anna Dr.Irvan Adenin Sp.OG (K).
Irvan menambahkan, normal tidaknya pertumbuhan janin dapat dipantau dengan kurva pertumbuhan, pemeriksaan air ketuban, dan ukuran lingkar perut janin.

Pertumbuhan janin terhambat dapat berdampak fatal pada janin. "Sekitar 25 persen bayi meninggal diakibatkan gangguan pertumbuhan janin, dan 70 persennya dapat dicegah jika kelainan dikenali sebelum usia 34 minggu," papar Irvan.

Jika gangguan pada janin terdeteksi, menurut Irvan, pilihan terbaik adalah dilahirkan dini karena dokter akan lebih mudah melakukan intervensi jika janin dirawat di luar rahim.

"Percuma juga janin tetap di dalam tetapi pembulu darah plasenta ke rahim tidak berfungsi sehingga bisa kekurangan oksigen," katanya.

Bahayanya adalah janin meninggal, janin kejang-kejang karena kurang oksigen, retardasi mental janin, serebral palsy dan jika dilahirkan saat dewasa akan berisiko diabetes dan hipertensi.

Untuk mencegah gangguan pertumbuhan janin, salah satu upaya mendapatkan kehamilan sehat adalah dengan memelihara kesehatan pembuluh darah calon ibu. Jika ibu memiliki penyakit hipertensi dan diabetes, maka harus dikendalikan penyakitnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com