Kemudian, saat fase anak bisa berjalan di usia dua tahun, maka dibutuhkan mainan yang lebih eksploratif.
Anastasia mencontohkan, ada masa di mana anak suka melakukan aktivitas pengulangan dan mengambil serta melempar mainan.
Aktivitas itu menurut dia seringkali dianggap mengganggu bagi orangtua. Padahal, katanya, anak-anak sedang belajar teori "sebab-akibat".
Seperti ketika diambil, dilempar, kemudian menghasilkan bunyi.
“Itu adalah fase scientific pertama yang dilakukan anak-anak usia dua tahun."
"Sebaliknya, kalau kita larang, maka nanti kreativitas dan kemampuan berpikirnya tidak akan berkembang,” ujar Anastasia.
Pada fase selanjutnya, bisa mengenalkan mainan anak yang memancing daya kreativitas dan imajinasi.
Misalnya, menyusun balok dan mainan yang berkaitan dengan pekerjaan di dunia nyata.
Orangtua pun bisa turut serta mengenalkan bagaimana peran-peran mainan tersebut dalam dunia nyata.
Baca juga : IKEA Pamerkan UKM Kerajinan Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.