Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2017, 20:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Konsep Hari Ibu saat ini telah berubah menjadi mesin konsumerisme.

Menurut the National Retail Federation, orang AS akan menghabiskan rata-rata 163 dollar AS atau kira-kira Rp 2,2 juta untuk kado di Hari Ibu tahun ini. 

Total belanja diperkirakan mencapai 19,9 miliar dollar AS.

Asosiasi Restoran Nasional AS melaporkan,  Hari Ibu adalah hari libur paling populer di tahun ini, salah satunya untuk bersantap di luar rumah.

Semua orang pun pasti setuju jika Hari Ibu menjadi hari libur yang istimewa.

Hallmark, perusahaan yang menjual kartu di Hari Ibu pada awal tahun 1920an, melaporkan bahwa Hari Ibu adalah hari libur nomor tiga untuk saling bertukar kartu di AS.

Hallmark mengungkapkan, sekitar 133 juta kartu Mother's Day dikirimkan setiap tahun. Setelah Natal, ini adalah hari libur terpopuler kedua untuk memberi hadiah.

Hari Ibu Mendunia

Hari libur yang digagas Anna Jarvis telah menyebar ke sebagian besar dunia, meski dirayakan dengan antusiasme yang bervariasi, dalam berbagai cara, dan di hari yang berbeda.

Di sebagian besar jasirah Arab, Hari Ibu dirayakan pada tanggal 21 Maret, yang kebetulan bertepatan dengan awal musim semi.

Di Panama Hari Ibu dirayakan pada 8 Desember, sebagai ungkapan syukur kepada Bunda Maria.

Di Thailand ibu-ibu dihormati pada 12 Agustus yang merupakan ulang tahun Ratu Sirikit, yang telah memerintah sejak 1956, dan dianggap oleh banyak orang sebagai ibu bagi semua orang Thailand.

Sementara di Inggris, perayaan Hari Ibu dikenal dengan Mothering Sunday yang dirayakan pada hari minggu keempat di masa Prapaskah.

Di Indonesia

Sementara, Hari Ibu di Indonesia ternyata lebih menyoroti peran perempuan dalam membangun Bangsa.

Ketika Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 memutuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, para pencetus tengah memperjuangkan kemerdekaan, dan perbaikan keadaan perempuan Indonesia.

Wacana itu disuarakan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Saat itu, kongres juga memperjuangkan perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak balita, menghentikan pernikahan dini, serta perdagangan perempuan dan anak.

Selain itu, para pencetusnya juga mendorong peningkatan pendidikan dan ekonomi, serta peran perempuan dan pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com