Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2018, 12:27 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka dengan liburan? Hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan. Andai bisa memutar waktu, tentu Anda ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya?

Musim liburan yang membahagiakan bisa berubah jadi kesedihan setelah kita harus kembali ke rutinitas awal. Usai liburan, Anda harus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari. Nah,jika Anda merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Sindrom ini merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan.

Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan namun harus diakhiri, atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.

Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah liburan.

Baca juga : Mengapa Habis Liburan Justru Stres?

Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Francisco, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak. Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk.

Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.

Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan.

Apa tanda depresi setelah liburan? Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya:

  •     Sakit kepala
  •     Insomnia
  •     Gelisah
  •     Penambahan atau penurunan berat badan
  •     Agitasi, aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan

Untungnya sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sindrom ini tidak berlangsung lama, hanya di minggu awal pascaliburan. Namun bagi sebagian orang, ini bisa berlangsung lama hingga membutuhkan konseling dan dukungan keluarga untuk mengatasinya.

Baca juga : Loyo Usai Liburan, Ini Tips Genjot Produktivitas Kerja!

Cara mengatasi rasa murung dan depresi setelah liburan

1. Istirahat

Merasa lelah usai liburan membuat Anda memandang kenyataan sebagai hal yang suram. Nah, Anda bisa mengatasinya dengan meluangkan waktu untuk santai dan melakukan me-time dengan membaca buku atau menonton film. Hal ini bisa memberikan udara segar sebelum menjalani hari baru pasca liburan.

2. Latihan pernapasan

Menurut Anna Hamer, seorang psikolog, tekanan untuk memulai kebiasaan baru dapat diminimalisir dengan olah pernapasan. Tarik napas dalam-dalam dengan pernapasan perut, lepaskan napas panjang sambil mengucapkan mantra positif. Anda juga bisa sambil membayangkan tempat liburan favorit Anda. Hal ini akan membantu Anda kembali ke keadaan yang tenang dan penuh energi untuk memulai aktivitas.

3. Perhatikan asupan makanan

Selama liburan, biasanya Anda makan terlalu banyak sesuka hati Anda. Menurut Dr. Eric Hollander, Direktur Program Compulsive, Impulsive, and Anxiety Disorder dari Mount Sinai School of Medicine di New York, menyarankan agar kembali menjaga pola hidup sehat usai berlibur. Berikut adalah beberapa nutrisi yang baik untuk Anda konsumsi:

  •     Asam amino. Makanan yang mengandung asam amino tryptophan seperti pada unggas, brokoli, susu, keju, daging rendah lemak, telur, dan kacang kedelai dapat memicu produksi serotonin yang bisa memberikan sensasi nyaman, tenang, dan rileks pada otak.
  •     Karbohidrat. Konsumsi karbohidrat dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang karena adanya kandungan gula yang mendorong asam amino tryptophan ke dalam otak secara cepat.  Serotonin inilah yang memberikan rasa nyaman pada tubuh.
  •     Vitamin dan mineral. Nutrisi penting lainnya seperti kalsium, magnesium, zinc, dan asam lemak omega bermanfaat untuk membangun protein, vitamin C, E, dan B kompleks, serta zat besi. Berbagai macam vitamin dan mineral ini yang mampu membuat Anda lebih rileks dan stabil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com