KOMPAS.com - Penggunaan media sosial tak kenal usia, dari anak-anak hingga orang tua. Media sosial hampir mengubah cara masyarakat modern berkomunikasi sepenuhnya. Memang bermanfaat, apalagi untuk berkomunikasi dengan seseorang dengan jarak yang jauh. Media sosial juga dirancang untuk semua orang agar bisa menyebarkan informasi secara cepat.
Namun, media sosial juga telah membuat banyak orang kecanduan, yang menimbulkan beberapa dampak negatif. Banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menatap layar gadget. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengendalikan penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak kecanduan media sosial
Gangguan penglihatan
Pandangan mata yang terlalu fokus pada layar gadget terlalu lama, dapat menimbulkan berbagai gangguan mata seperti tekanan pada mata, mata lelah, iritasi, mata kemerahan, atau pandangan kabur. Kondisi ini bukanlah gangguan permanen, tapi jika Anda sering mengalami gangguan tersebut, penggunaan alat bantu seperti kacamata dan lensa untuk mengurangi paparan sinar secara langsung akan membantu dalam mengurangi efek gangguan pada mata.
Mengganggu waktu tidur
Para peneliti menunjukkan adanya hubungan kuat antara penggunaan media sosial dan gangguan tidur. Seseorang yang menghabiskan waktu mereka untuk berinteraksi di dunia maya hampir setiap saat, memiliki peningkatan risiko hingga tiga kali lipat mengalami gangguan tidur, termasuk insomnia.
Atau mungkin, beberapa orang justru sudah mengalami kesulitan tidur duluan sehingga menggunakan media sosialnya untuk menghabiskan waktu sampai mereka bisa kembali tidur. Padahal, hal ini tidak membantu.
Saat Anda menghabiskan waktu untuk main media sosial melalui gadget Anda sebelum tidur, pancaran sinar terang dari gadget meniru sifat cahaya alami matahari. Akibatnya, jam biologis tubuh menganggap cahaya ini sebagai sinyal bahwa hari masih pagi, dan karena itu produksi melatonin jadi terganggu.
Baca juga : Kecanduan Ponsel Bahayakan Hidup Kita
Meningkatkan depresi dan kecemasan
Dampak kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi. Pemenuhan dorongan kebutuhan untuk selalu online di media sosial yang sudah lama terkait dengan penurunan tingkat kepercayaan diri, serta peningkatan risiko gangguan kecemasan dan depresi
Seringnya penggunaan media sosial di khusunya pada kalangan anak-anak dan remaja juga telah dikaitkan oleh banyak penelitian dengan peningkatan tingkat stres psikologis. Semua faktor ini bisa saling berkaitan memicu atau memperparah depresi pada anak.
Selain rasa iri, media sosial juga kerap menjadi ajang bullying yang sangat sering terjadi. Banyak orang yang pada akhirnya merasa depresi, tertekan, hingga memutuskan untuk bunuh diri hanya karena merasa dipermalukan oleh banyak orang di media sosial.
Baca juga : Hati-Hati, Media Sosial Mampu Membuat Anda Galau