Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2018, 16:54 WIB

KOMPAS.com - Banyak hal yang dilakukan orang untuk menghilangkan bau mulut. Salah satunya dengan kerokan lidah.

Ternyata ada alasan medis yang menguatkan hal tersebut.

Menurut ahli biologi, kondisi bau mulut hampir 90 persen disebabkan oleh bakteri yang berasal dari sisa makanan dan protein dalam air liur.

Nah, lidah merupakan salah satu lokasi yang banyak didiami bakteri tersebut.

Membersihkan permukaan lidah

Kerokan lidah ini ditujukan untuk membersihkan timbunan bakteri, jamur, sel mati, dan sisa makanan pada permukaan lidah.

Penimbunan ini bisa disebabkan oleh infeksi jamur, mulut kering, merokok, penggunaan obat tertentu, ataupun kurang terjaganya kebersihan sekitar mulut dan gigi.

Bakteri dan jamur normal yang tumbuh di sekitar lidah juga banyak dikaitkan dengan masalah pada mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Salah satunya masalah bau mulut atau halitosis.

Baca juga: Bau Mulut Tak Diatasi? Ini Akibatnya...

Penelitian terhadap efektivitas kerokan lidah masih terbatas. Namun, studi terkini menunjukkan, kerokan lidah dapat membantu mengatasi bau mulut secara sementara.

Meski demikian, belum cukup bukti bahwa kerokan lidah membantu bau mulut kronis.

Dua studi lain membandingkan efektivitas menggunakan kerokan lidah dengan sikat gigi dalam membersihkan lidah untuk mengatasi bau mulut.

Hasilnya, pembersih atau kerokan lidah memiliki efektivitas yang sedikit lebih tinggi saat mengendalikan bau mulut pada orang dewasa.

Yang perlu digarisbawahi, hal tersebut masih dianggap efektif dalam waktu relatif singkat.

Memilih sesuai kebutuhan

Banyak yang membersihkan lidah dengan sikat gigi saja. Namun, jika hal itu dimaksudkan untuk membantu mengatasi bau mulut, tindakan itu dinilai kurang efektif.

Pasalnya, desain sikat gigi berbeda dengan kerokan lidah. Sikat gigi didesain untuk membersihkan gigi dengan permukaan keras.

Sementara, tekstur lidah yang lembut membutuhkan jenis yang berbeda.

Kini, kerokan lidah dapat dengan mudah ditemukan di toko obat dengan beragam bentuk dan ukuran.

Lalu, bagaimana memilih kerokan lidah yang tepat?

Pilih kerokan lidah ergonomis yang dibentuk sesuai dengan anatomi lidah, sehingga dapat mengangkat lapisan plak sekaligus membersihkan permukaan lidah.

Bahan dari kerokan lidah juga harus diperhatikan. Ada yang terbuat dari plastik, logam, ataupun bahan lain.

Baca juga: Menghilangkan Bau Mulut Saat Belum Sikat Gigi

Selain itu, perhatikan pula bentuk, dimensi, dan kualitas kerokan lidah saat menyentuh lidah.

Jika perlu, gunakan kerokan lidah dengan gel khusus yang berfungsi sebagai antibakteri untuk membersihkan secara optimal.

Cara menggunakan kerokan lidah sangat mudah.

Letakkan alat tersebut hingga ke bagian belakang lidah, lalu tarik hingga bagian ujung depan lidah. Ulangi beberapa kali hingga lidah terasa bersih.

Selain membersihkan permukaan lidah, untuk mengatasi dan menghindari bau mulut juga harus dibarengi dengan menjaga kebersihan mulut dengan baik.

Sikat gigi minimal dua kali sehari, berkumur dengan obat kumur, gunakan benang gigi jika perlu, dan minum air yang cukup untuk mencegah mulut kering.

Kemudian, periksakan gigi ke dokter secara teratur.

Membersihkan gigi dengan kerokan lidah memang memiliki kemungkinan membantu mengatasi bau mulut.

Namun, jika bau mulut terus berlanjut, konsultasikan hal tersebut pada dokter umum atau dokter gigi demi memperoleh solusi terbaik.

Baca juga: Rajin Sikat Gigi, Kok Bau Mulut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Alodokter
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com