Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Cerai Bikin Anak Rentan Sakit, Benarkah?

Kompas.com - 08/01/2018, 14:55 WIB

KOMPAS.com - Di pertengahan tahun 2017 lalu, sejumlah psikolog di Universitas Carnegie Mellon, Pennsylvania, Amerika Serikat menggelar riset mengenai dampak perceraian orangtua bagi kondisi kesehatan anak. 

Penelitian ini, seperti diberitakan laman Popular Science, mengungkapkan, sebanyak 201 responden dipapar virus flu secara sengaja.

Dari sana terungkap, anak yang orangtuanya bercerai dan tidak berkomunikasi memiliki risiko terkena flu tiga kali lebih besar dibanding anak lain.

Namun, risiko ini tidak berlaku bagi anak korban perceraian yang orangtuanya masih menjalin komunikasi dengan baik. 

Tentu, studi kecil semacam ini tidak bisa menemukan hasil yang mutlak.

Kendati demikian, -jika benar, maka hal ini dapat mengindikasikan spektrum tingkat stres yang dialami seorang anak saat orangtuanya bercerai, bisa mendatangkan dampak jangka panjang. 

Baca juga: Siapa yang Sering Minta Cerai, Pria atau Wanita?

"Secara umum, kami menganggap studi ini sesuai dengan penelitian tentang stres dan kesehatan, sejauh lingkungan keluarga terasa berat dan penuh tekanan."

Demikian dikatakan salah satu peneliti Universitas Carnegie Mellon, Michael Murphy.

"Stres, terutama yang sedang berlangsung dan terus-menerus terjadi, bisa menimbulkan perubahan fisiologis yang mampu memicu berbagai penyakit seiring bertambahnya usia," kata dia.

Lagi pula, sejumlah penelitian lain pun telah menunjukkan, perceraian orangtua dapat menyebabkan munculnya berbagai dampak buruk bagi anak-anak. Mulai dari tekanan psikologis hingga perjuangan hidup di sekolah.

Bahkan, saat dewasa, anak-anak dari perceraian dapat memiliki masalah dengan hubungan sosial, dan mengalami penurunan level kesejahteraan psikologis dibanding teman sebayanya. 

Tentu saja, ini juga merupakan sebuah pernyataan generalisasi. Sebab, banyak pula anak dari keluarga yang bercerai yang justru lebih sejahtera dibanding mereka yang datang dari keluarga utuh.

Tak sedikit anak yang bisa keluar dari persoalan dan tekanan di dalam rumah, untuk kemudian menyesuaikan diri, dan muncul menjadi anak yang baik. Jadi, perpisahan orangtua tentu tak bisa dijadikan "kambing hitam".

"Nah, penelitian kali ini secara khusus menyasar kaitan spesifik antara perceraian orangtua dan tingkat ketahanan tubuh si anak," kata Murphy.

"Beberapa bukti menunjukkan situasi di mana orangtua dapat terus berkomunikasi dan bekerja sama dalam perawatan anak setelah perceraian mendatangkan pengaruh yang baik."

Baca juga: Nikah sebelum Usia 32 Tahun, Potensi Cerai Sangat Rendah

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com