KOMPAS.com - Orangtua yang bercerai diyakini mendatangkan luka psikis bagi anak-anak dalam rumah tangga tersebut.
Tentu, sulit bagi anak untuk memahami keputusan berpisah yang diambul orangtua mereka.
Lalu, bukan tidak mungkin anak-anak akan menganggap diri mereka yang bersalah dalam keadaan itu.
Anak memang kerap menjadi korban dari hubungan suami istri yang tidak harmonis. Tidak ada yang bisa mengingkari hal ini, tidak juga ada yang bisa menghindarinya.
Baca juga: Melihat Sisi Historis Fenomena Cerai di Dunia...
Dampak kepada anak sudah menjadi konsekuensi sebuah keputusan cerai yang diambil orangtua.
Kendati demikian, orangtua masih bisa meminimalkan dampak buruk di hati buat hati mereka.
Simaklah sembilan langkah berikut.
1. Yakinkan anak bahwa dia selalu dicintai
Ketika salah satu orangtua tidak dapat memenuhi jadwal kunjungannya ke anak, anak sering menyalahkan diri sendiri.
Mereka akan berpikir, andai saja mereka jadi anak yang lebih baik tentu perceraian orangtuanya tak terjadi.
”Hasilnya, kepercayaan diri si anak melorot," kata Edward Teyber, Profesor psikologi di California State University, San Bernadino, dan penulis buku Helping Children Cope With Divorce.
Baca juga: Orangtua Cerai Bikin Anak Rentan Sakit, Benarkah?
Dalam kondisi semacam ini, orangtua perlu terus meyakinkan anak bahwa dia dicintai sama seperti dulu.
Katakan kepada mereka, "ayah membatalkan janji padahal sangat ditunggu, itu salah. Tapi biar bagaimana pun ayah tetap sangat mencintaimu.”
2. Jangan tutupi situasi
Orangtua kadang bersikap tidak konsisten, dan anak bisa mengetahuinya.