Namun, fenomena ini bisa memicu suasana hati yang spesifik dan kolektif. Ini tentunya menimbulkan hubungan yang mencolok antara liburan dan minat seksual.
Sementara itu, riset juga menemukan bahwa hari libur seperti Paskah dan Thanksgiving tidak mengalami lonjakan yang sama.
Para periset menyimpulkan bahwa siklus reproduksi manusia didorong budaya daripada adaptasi biologis terhadap siklus musiman.
Lebih jauh lagi, puncak minat seks yang teramati terjadi di sekitar liburan keagamaan yang berorientasi keluarga, di berbagai belahan dan budaya yang berbeda.
Baca juga : Pusing Saat Berhubungan Seks, Normalkah?
Suasana kolektif yang terukur pada liburan ini berkorelasi dengan minat seks sepanjang tahun, di luar masa liburan.
Profesor Rocha mengatakan, wawasan baru ini dapat membantu kampanye kesehatan masyarakat di masa depan dan mengatakan hasil yang kuat "cenderung berlaku di negara-negara berkembang" di mana data tidak tersedia.
"Jenis analisis ini mewakili sumber data baru yang kuat bagi peneliti ilmu sosial dan periset publik," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.