Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2018, 13:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Hari raya keagamaan nampaknya memicu hasrat seksual manusia di seluruh dunia.

Ini terbukti dengan melonjaknya angka kelahiran sembilan bulan usai hari raya keagamaan, baik Natal atau Idul Fitri.

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Scientific Reports untuk pertama kalinya meneliti fenomena di negara-negara Kristen, yang menyebabkan lonjakan kelahiran pada September atau sembilan bulan setelah Natal.

Riset tersebut juga menemukan pola yang sama saat terjadinya Idul Fitri di negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim.

Baca juga : Hai Wanita, Jangan Lakukan 3 Hal Ini Usai Berhubungan Seks

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengemukakan hipotesis bahwa penyebab lonjakan kelahiran ini karena faktor genetis yang menentukan sifat seseorang.

Sebaliknya, riset justru menemukan fenomena tersebut tampaknya didorong secara budaya dan terjadi di seluruh dunia.

Ini terlihat dari adanya lonjakan kelahiran pada September masih terlihat di negara-negara Kristen di belahan Bumi selatan, meskipun Natal jatuh di musim panas.

"Kami tidak melihat hal yang berbeda antara fenomena kelahiran ini dengan fenomena ketertarikan online seks, baik di bumi belahan utara dan selatan," kata Luis Rocha, seorang profesor di Indiana University School of Informatics, Computing and Engineering, yang memimpin penelitian tersebut.

Di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim juga terjadi peningkatan angka kelahiran sembilan bulan setelah perayaan Idul Fitri.

Para periset juga menggunakan metode baru untuk mengeksplorasi perasaan orang selama periode hari raya tersebut.

Dengan menggunakan Twitter, pare periset mencoba mensurvei penduduk dari dari 7 negara, yaitu Argentina, Australia, Brasil, Cile, Indonesia, Turki, dan Amerika Serikat.

Periset memberi skor mengenai perasaan tersebut dengan skala 1-9.

Penilaian ini juga dikombinasikan dengan jumlah pencarian Google terkait seks di negara ini, baik sebelum dan sesudah perayaan hari keagamaan.

Hasilnya, periset menemukan tidak hanya minat seks yang meningkat, perasaan bahagia juga meningkat saat momen perayaan keagamaan ini.

Laporan itu menambahkan hasil penelitian memang sangat kontra-intiutif karena memikirkan fakta dalam riset tersebut nampak seperti sebuah kekonyolan.

Namun, fenomena ini bisa memicu suasana hati yang spesifik dan kolektif. Ini tentunya menimbulkan hubungan yang mencolok antara liburan dan minat seksual.

Sementara itu, riset juga menemukan bahwa hari libur seperti Paskah dan Thanksgiving tidak mengalami lonjakan yang sama.

Para periset menyimpulkan bahwa siklus reproduksi manusia didorong budaya daripada adaptasi biologis terhadap siklus musiman.

Lebih jauh lagi, puncak minat seks yang teramati terjadi di sekitar liburan keagamaan yang berorientasi keluarga, di berbagai belahan dan budaya yang berbeda.

Baca juga : Pusing Saat Berhubungan Seks, Normalkah?

Suasana kolektif yang terukur pada liburan ini berkorelasi dengan minat seks sepanjang tahun, di luar masa liburan.

Profesor Rocha mengatakan, wawasan baru ini dapat membantu kampanye kesehatan masyarakat di masa depan dan mengatakan hasil yang kuat "cenderung berlaku di negara-negara berkembang" di mana data tidak tersedia.

"Jenis analisis ini mewakili sumber data baru yang kuat bagi peneliti ilmu sosial dan periset publik," tambahnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com