Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Baru Vitamin Vaping Bermanfaat bagi Kesehatan?

Kompas.com - 10/01/2018, 14:41 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Penggunaan vape terus meningkat sebagai pengganti rokok biasa. Bukan hanya berisi cairan nikotin atau varian rasa lain, saat ini sedang tren cairan vape berisi vitamin.

Dikutip dari Health.com, salah seorang pengguna vape, David Zadick (55), tertarik dengan produk dari VitaStik, sebuah perusahaan asal Beverly Hills yang menjual stik vitamin dan minyak esensial untuk vape. 

Zadick menceritakan, awalnya dia ragu dengan klaim perusahaan tersebut yang menyebut aroma minyak esensial dan vitamin dalam vape dapat membuat lebih tenang, berenergi dan manfaat lainnya. 

Untuk menguatkan klaimnya, perusahaan tersebut juga memakai alat spektrometer untuk menunjukkan susunan kimia dari racikan vape itu. Akhirnya Zadick memutuskan mencoba dan sampai kini menjadi pengguna setia VitaStik.

Dia memakai minyak esensial yang terdiri dari ginseng, ekstrak kopi hijau, jeruk bali, lemon.

Menurut situs VitaStik, satu stik berisi 20 porsi Vitamin B12 (yang mengatur produksi sel darah merah), dan sekitar satu dosis harian yang disarankan yaitu vitamin A, C, D, E, koenzim Q10, dan kolagen. 

Hasilnya, Zadick mengklaim merasakan efek segar setelah beberapa embusan dalam sehari. Dia bahkan membeli VitaStik untuk putrinya yang berusia 25 tahun.

Aktivitas vaping kian populer setelah pertama kali dikenalkan ke masyarakat pada tahun 2007. Vaping sendiri mulanya hanya populer di kalangan anak-anak muda, namun kini orang dewasa pun turut serta menikmati.

Pada mulanya, kandungan vape merupakan kombinasi dari nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya.  Campuran bahan tersebut bila dipanaskan, mengubah cairan menjadi aerosol yang bisa dihirup. 

Namun pada tahun 2014, perusahaan-perusahaan vape yang fokus pada kesehatan seperti VitaCig dan Vita Vapes membuat gebrakan baru.  Mereka membuat formula vape yang bebas dari nikotin. 

Klaim yang mereka tonjolkan adalah dengan sedikit menghirup, maka vitamin dapat langsung masuk ke aliran darah.  Bahkan ada klaim-klaim lain seperti mendapatkan dosis vitamin yang disarankan sebanyak 2,4 mikrogram B12 per hari.

Namun, data dari klaim tersebut patut dipertanyakan.  Misalnya, data penelitian tahun 1953 yang dikutip oleh VitaminVape tentang efisiensi menghirup vitamin B12.

Roger Clemens, pakar dari USC School of Pharmacy, mengatakan seharusnya perusahaan vape tak 'menjual' iming-iming efektivitas dan potensi uap vitamin.

Agar Vitamin B12 diserap tubuh, maka harus ada glikoprotein di dalam usus. Nah, karena vaping berarti tidak melewati lambung dan langsung ke saluran napas, Clemens meragukan apakah vitamin yang dihirup itu ada efeknya pada tubuh.

Menurut dia, tak ada penelitian ilmiah yang benar-benar meyakinkan soal manfaat vitamin dalam uap.  Bahkan, Clemens mengatakan selama 40 tahun bekerja sebagai peneliti, dia belum menemukannya.

Normal Edelman, penasihat di American Lung Association mengatakan efek vitamin vaping belum bisa disimpulkan karena minimnya penelitian tentang hal ini.

“Kita tahu kalau vaping menyebabkan iritasi pada gelombang udara dan bronkitis, tapi kita belum mengetahui efek jangka panjangnya, karena belum cukup lama," ungkap Edelman.

Dia menambahkan bahwa istilah ‘vitamin vaping’ sebagai bentuk tipuan pemasaran yang menyebut barang itu sehat.

Edelman dan Clemens merekomendasikan untuk menghindari vitamin vaping.  Popularitas dari tren tersebut disebut sebagai ‘barang kuno dengan marketing yang bagus’.

"Beberapa dokter yang mendukung hal ini mengatakan bahwa vitamin vaping untuk mengurangi dampak buruk rokok elektronik. Namun vitamin tambahan tersebut akan memberi orang rasa ‘aman’ yang palsu,” kata Edelman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com