Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2018, 17:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Sumber Telegraph

KOMPAS.com - Momentum tahun baru kerap digunakan untuk menyusun sejumlah resolusi.

Sangat banyak harapan dan daftar resolusi yang kita buat. Tapi pertanyaannya, apakah semuanya realistis dan bisa dicapai?

Januari 2018 baru memasuki minggu kedua, namun sudah banyak orang yang mengingkari resolusi tahun barunya.

Manajer Strava di Inggris, Gareth Mills, mengatakan, patuh pada resolusi tahun baru adalah hal sulit.

"Kami tahu ada banyak tekanan pada Januari untuk menjadi lebih sehat. Salah satu faktor kesuksesan adalah motivasi."

Baca juga: 5 Resolusi Sehat di Tahun 2018 yang Mudah Dicapai

"Menganalisa jutaan aktivitas, kami bisa menunjukkan bahwa motivasi mereka goyah," kata Mills.

Strava, adalah jaringan media sosial berupa aplikasi yang digunakan para penikmat olahraga.

Berdasarkan penelitian Strava, di Jumat, 12 Januari 2018 terjadi penurunan jumlah aktivitas terbesar.

Sebelumnya, tim Strava menganalisa data dari 31,5 juta data latihan yang diunggah pada bulan Januari 2017, dari pengguna yang memakai perangkat GPS atau alat perlengkapan kebugaran.

Berdasarkan data itu terlihat ada penurunan 17,3 persen pada rata-rata upload data aktivitas yang terjadi pada hari Jumat di bulan Januari.

Pertanyaannya, mengapa resolusi tahun baru sangat sulit untuk diikuti dengan "tertib" bahkan tak sampai lebih dari 12 hari pertama di bulan pertama tahun baru?

Baca juga: Resolusi Tahun Baru Ini Bisa Kurangi Kanker

Peter Kinderman, Profesor Psikologi Klinik di University of Liverpool mengatakan, daripada menyusun 80 macam resolusi, lebih baik fokus pada 20 macam resolusi.

Kinderman memahami kenapa banyak orang gagal menjalankan resolusi tahun baru, bahkan saat mereka baru menginjak minggu kedua.

"Kita menyusun resolusi tahun baru dengan hal-hal yang tidak pernah bisa kita capai."

"Bisa juga sesuatu yang sulit dihentikan. Cobalah untuk menyusun suatu ekspektasi yang realistis," kata Kinderman.

Halaman:
Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com