Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Menelan Permen Karet Berbahaya bagi Tubuh?

Kompas.com - 19/01/2018, 11:30 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

KOMPAS.com - Banyak mitos mengenai makanan yang berkembang luas di masyarakat.

Misalnya, jangan menelan biji buah karena akan tumbuh di dalam perut, atau menelan permen karet yang amat berbahaya.

Sejak lama, masih banyak orangtua yang khawatir, jika anak mereka menelan permen karet maka permen itu akan bertahan dalam perut untuk bertahun-tahun.

Lalu, apakah anggapan itu benar?

Jawabannya, salah.

The Ohio State University menjelaskan, bagian sintetik dari permen karet memang tidak bisa dicerna. Tapi, hal itu bukan berarti permen karet akan berada di perut selama bertahun-tahun.

Baca juga: Awas, Permen Karet Bisa Mengganggu Penyerapan Nutrisi

Bahkan, sangat jarang permen karet bertahan di dalam perut hingga lebih dari satu minggu.

Sebab, perut secara periodik mengosongkan isinya ke usus kecil. Jadi, saat anak tak sengaja menelan permen karet, ini akan masuk ke usus besar, dan keluar menjadi kotoran saat buang air besar.

Fabian Ortega pada tulisannya di yaelscientific.org mengatakan, beberapa komponen permen karet, seperti pemanis, tentu saja akan dicerna.

Meski begitu, menelan gumpalan permen karet tidak akan membawa kebaikan apa pun.

"Sering menelan permen karet bisa memunculkan bezoar, gumpalan materi yang tak bisa dicerna dan berpotensi menghalangi usus besar," kata Edwin McDonald.

Baca juga: Mengapa Anda Harus Bekerja Sembari Kunyah Permen Karet?

Edwin McDonald adalah ahli Gastroenterologi dari University of Chicago dan Direktur Asosiasi Adult Nutrition.

Kesimpulannya, apakah kita akan baik-baik saja setelah menelan permen karet? Ya. Tapi, apa perlunya menelan permen karet?

Fabian Ortega menulis, kebiasaan itu harus dihentikan. Jika Anak mau mengonsumsi permen karet, latihlah mereka untuk selalu membuangnya begitu permen telah terasa hambar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com