Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2018, 12:40 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

4. Apa passion yang berhenti kamu kejar di pertengahan umur 20 Tahun

Banyak atlet atau musisi yang berhenti mengejar mimpinya pada umur pertengahan 20 tahun karena masalah waktu, misalnya terhambat pekerjaan penuh waktu.

Tanyakan, apa yang kira betul-betul sukai tapi berhenti mengejarnya karena sejumlah alasan. Misalnya kita ingin jadi pemain basket. Saat tidak bisa menjadi atlet, mungkin kita bisa memilih perspektif lainnya, seperti menjadi penggemarnya, membuat komunitas, bahkan menjadi pelatih.

"Baik passion itu adalah karier maupun hobi, selalu ada jalan untuk kembali meraihnya," kata Allison.

5. Keunikan diri

Beberapa orang ragu ketika diminta menyebutkan keunikan dirinya. Tujuan mengenali keunikan diri bukan untuk sombong, tapi untuk lebih terbuka mengenali diri sendiri. Keunikan-keunikan kecil yang ada pada diri kita bisa jadi mengarahkan kita pada apa passion kita sebenarnya.

6. Tanyakan pada tiga sahabat, apa yang membuatmu spesial

Mungkin kita malu untuk membunyikan kelebihan diri kita. Tapi sahabat-sahabat terdekat kita punya alasan mengapa dari banyak orang di dunia ini, mereka memilih kita sebagai sahabat mereka. Apa yang membuatmu spesial di mata mereka? Mungkin karena kamu humoris, dapat dipercaya, atau orang yang perhatian.

Evaluasi apakah kelebihan Anda tersebut memang sejak dulu melekat dalam kepribadian Anda atau terus berkembang. Cocokkan dengan jawaban pada poin pertanyaan sebelumnya. Keunikan ini adalah yang membuatmu menjadi kamu.

7. Kembali ke masa kecil

Masa kecil, salah satunya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, adalah masa yang membahagiakan dalam hidup. Apa yang menjadi kegemaran kita saat itu? Apa yang kita pakai? Apa yang kita cita-citakan? Siapa tokoh yang saat itu kita jadikan panutan? Dari jawaban tersebut kita bisa mengaitkan dengan apa yang mungkin jadi passion kita.

Allison menceritakan salah satu kliennya yang saat masih kecil sangat menyukai seni. Tapi hal itu tak didukung oleh orangtuanya. Walau kita tidak bisa mendalami passion kita karena berbagai alasan, bukan berarti saat dewasa kita tak bisa melanjutkannya. Ada banyak cara melakukannya, misalnya dengan mengikuti kelas hobi yang sesuai passion.

8. Mengingat hari paling menyenangkan

Ingatlah hari-hari biasa yang paling berkesan untuk kita (bukan seperti hari pernikahan, ulang tahun atau liburan). Secara detail ingatlah bagaimana kita menghabiskannya. Alokasikan waktu sekitar 10 menit untuk menuliskannya. Buat sedetail mungkin.

Allison mengakui banyak kliennya yang emosional bahkan sampai menangis saat mengerjakan tugas ini. Sebab, mereka mengingat kembali pengalaman-pengalaman hebat yang telah mereka lalui. Hal itu bisa mengarahkan mereka kembali pada apa nilai dan passion mereka sebenarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com