"Luly ternyata mengenal brand Alaska Airlines, dan begitu kami pergi ke studionya, kami bisa menangkap obsesi dan kualitasnya. Kami cocok dengan desain dia, kami jatuh hati."
Demikian pernyataan Wakil Presiden Pemasaran Alaska Airlines, Sangita Woerner kepada CNBC.
Tak main-main, sebelum Yang memulai rancangan untuk koleksinya ini, dia menghabiskan waktu dua tahun berkeliling ke banyak negara.
Dia bertemu dengan para karyawan, sambil mengobservasi pekerjaan mereka.
Dalam perjalanan itu juga Yang mendapatkan umpan balik dari kelompok serikat pekerja. Dia pun harus membaca tanggapan yang diberikan lebih dari 5.000 karyawan dalam survei.
"Ini teka-teki utama bagi seorang desainer. Dan, seperti bisnis couture saya, pendekatan saya adalah benar-benar mendengarkan dan mengenal klien," kata Yang.
"Dalam hal ini 19.000 klien, karyawan dengan ratusan bentuk tubuh, 13 kelompok kerja dan terkadang 45 ukuran per garmen."
"Itu sangat rumit, oleh karena itulah saya menyukainya," ungkap Yang.
A signature piece
Yang menyebut rancangannya untuk seragam pilot dengan sebutan seragam "interpretasi modern" sekaligus, "a signature piece" untuk maskapai tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.