Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2018, 16:00 WIB

KOMPAS.com - Kehamilan sudah pasti merupakan momen yang sangat dinanti dan lahirnya sang buah hati adalah saat-saat yang ditunggu.

Banyak hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan, agar sang bayi lahir sempurna dan ibu tetap sehat pascamelahirkan.

Di lain pihak, kehamilan merupakan momen yang sangat rentan bagi wanita.

Untuk itu, ibu hamil harus memperhatikan banyak hal agar janin dan dirinya sendiri bisa tetap sehat, dan selamat hingga proses melahirkan.

Di sepanjang kehamilan ada berbagai tantangan bagi ibu hamil, salah satunya adalah adanya infeksi.

Infeksi selama masa kehamilan dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Dampak yang timbul akibat infeksi, khususnya bagi ibu hamil tidak dapat diabaikan begitu saja.

Baca juga: Mungkinkah Infeksi Saluran Kemih Sembuh Tanpa Antibiotik?

Infeksi pada kehamilan dapat membahayakan baik bagi ibu, maupun janinnya.

Infeksi di saat hamil dapat mengganggu kesehatan organ reproduksi ibu. Juga, dapat mengganggu perkembangan janin, hingga dapat menyebabkan kematian baik pada janin maupun si ibu. 

Prinsip mengobati penyakit akibat infeksi pada wanita hamil adalah pertama-tama dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat untuk penyakit tersebut.

Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua dilakukan, yaitu mengevaluasi keamanan pilihan terapi/obat bagi ibu dan janinnya.

Antibiotik merupakan pilihan utama untuk penyakit infeksi, akan tetapi pemberian antibiotik pada kehamilan dapat berisiko bagi janin dalam kandungan.

Hal ini terutama dari antibiotik yang dapat membahayakan tumbuh kembang janin.

Masa paling krusial yang perlu diwaspadai adalah pada trisemester pertama kehamilan.

Antibiotik adalah jenis obat-obatan yang khusus digunakan untuk mengobati infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Namun karena adanya efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya, penggunaan antibiotik seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas.

Seorang wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan meminum antibiotik, dan hanya mengonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Antibiotik dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak normal dan berisiko bayi cacat lahir, atau yang disebut sebagai teratogenik.

Baca juga: Benarkah Susu Probiotik Bisa Mengurangi Risiko Komplikasi Kehamilan?

Keamanan antibiotik yang dikonsumsi ketika hamil ditentukan oleh banyak faktor, termasuk jenis antibiotik.

Juga, pada trimester ke berapa obat itu dikonsumsi, jumlah antibiotik, dan lama konsumsi, akan sangat berpengaruh pada janin.

Untuk itu, dokter kandungan adalah pihak yang terbaik untuk memutuskan status keamanan antibiotik yang dikonsumsi ibu hamil.

Antibiotik memang bermanfaat karena akan membantu proses penyembuhan dari infeksi, termasuk pada ibu hamil.

Namun, obat itu harus dikonsumsi hanya bila memang sangat diperlukan dan atas petunjuk dokter.

Prinsipnya, wanita hamil yang mengalami infeksi perlu mendapatkan terapi yang tepat.

Berkonsultasilah dengan dokter kandungan, terutama sebelum memutuskan minum antibiotik selama kehamilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Meetdoctor
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com