Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Nyeri Pinggang yang Disebabkan Saraf Terjepit

Kompas.com - 05/02/2018, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri pinggang termasuk dalam keluhan yang banyak diderita masyarakat. Dari sekian banyak penyebab nyeri pinggang, saraf terjepit menjadi penyebab nyeri kronik terbanyak.

Saraf terjepit (Herniated Nucleus Pulposus/HNP) memiliki gejala antara lain nyerinya menjalar dari pinggang hingga paha dan seluruh bagian kaki disertai dengan kelemahan, baik pada salah satu atau kedua kaki.

Menurut dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, herniasi bantalan sendi tulang belakang paling banyak terjadi pada bantalan sendi ruas tulang lumbar.

"Tapi dapat juga terjadi herniasi di ruas tulang di atasnya seperti tulang servikal, tetapi lebih sering terjadi pada mereka dengan usia di atas 50 tahun," kata Mahdian.

Dikatakan oleh dr.Sri Wahyuni, SpKFR, pakar rehabilitasi dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, ada beberapa faktor risiko terjadinya saraf kejepit, antara lain olahraga berat seperti angkat besi, aktivitas tertentu yang sering mengangkat beban secara berulang, atau pun merokok.

"Dalam beberapa penelitian juga dikatakan, orang yang sering mengendarai sepeda motor memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya HNP, mencapai 2,7 kali lipat," kata Sri.

Mahdian mengatakan saat penekanan bantalan sendi tulang belakang terjadi pada saraf motorik akan berdampak pada melemahnya bagian tubuh yang dipersarafi.

Sementara jika penekanan bantalan sendi tulang belakang terjadi pada saraf sensori, pasien akan mengalami mati rasa pada bagian tubuh yang dipersarafi.

"Jika nyeri yang terjadi bersifat menjalar, menandakan sudah terjadi inflamasi pada saraf, sebagai tanda sudah tidak ada lagi ruang untuk saraf, atau dengan kata lain herniasi bantalan sendi yang terjadi sudah sangat besar dan memenuhi rongga tulang belakang," paparnya.

Umumnya saat seorang pasien datang ke klinik dengan keluhan nyeri pingang yang menjalar hingga kaki, dokter akan melakukan pemeriksaan kemampuan gerak tulang belakang dari lumbar hingga servikal.

Selain itu dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis seperti kelemahan bagian tubuh tertentu, kebas atau mati rasa, dan pemeriksaan refleks.

Pemeriksaan penunjang seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT-Scan juga diperlukan karena bisa memberikan gambaran lebih jelas kepada dokter sebelum dilakukan terapi pengobatan.

Ada beberapa terapi untuk kasus saraf terjepit, mulai dari pemberian obat-obatan, fisioterapi, sampai tindakan radiofrekuensi dan pembedahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com