KOMPAS.com - Polusi udara adalah ancaman kesehatan di banyak negara. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 6,5 juta kematian setiap tahun terkait dengan polusi udara. Bahkan, 9 dari 10 orang di seluruh dunia tinggal di kota yang udaranya tidak bersih bagi manusia.
Masih menurut data WHO tahun 2016, kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung merupakan dua kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara.
Kualitas udara yang buruk semakin diperparah dengan banyaknya masyarakat komuter (penglaju) yang menggunakan kendaraan bermotor untuk beraktivitas dari dan ke Jakarta.
Dari sejumlah 1,4 juta masyarakat penglaju dari dan keluar Jakarta, terdapat 58 persen menggunakan kendaraan roda dua dan 30 persen menggunakan transportasi umum.
Sebagian besar dari mereka terpapar gas buang kendaraan dan bau tidak sedap, khususnya di lokasi yang padat kendaraan dan macet.
Pada semester satu tahun 2016, level polusi di kota-kota besar Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 4,5 kali lipat lebih buruk dari standar yang ditetapkan oleh WHO.
Menurut Ed Avol, profesor bidang pencegahan penyakit dari Universitas Southern California, melakukan jalan dengan cepat bisa membantu mengurangi paparan polusi di jalanan yang sibuk.
"Hindari aktivitas yang membuat kita menarik napas berat. Bayangkan diri kita adalah penyedot debu atau vacuum cleaner besar. Kita harus mengecilkan pengaturannya," kata Avol seperti dikutip dari Huffington Post.
Di kota seperti Beijing, China, masker wajah seringkali tidak efektif mencegah efek polusi, kecuali jika maskernya cukup ketat menutupi bagian hidung dan mulut.
"Masker bedah yang murah atau menutupi dengan sapu tangan tidak bisa melindungi diri karena udara dengan mudah akan masuk saat kita bernapas," kata Avol.
Masker yang lebih mahal seperti masker N95 paling efektif melindungi karena bisa menyaring sampai 95 persen partikel udara. Namun, masker ini kurang praktis jika dipakai sehari-hari.
Jenis masker lain yang cukup efektif adalah masker dengan lapisan karbon aktif yang bisa memberi perlindungan lebih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.