Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Ciri Jerawat Membandel karena Faktor Hormonal

Kompas.com - 08/02/2018, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Jerawat bukan hanya terjadi karena kita malas membersihkan wajah, tapi juga faktor hormonal. Salah satu penyebabnya adalah kelebihan hormon androgen pada perempuan.

Androgen merupakan hormon "laki-laki". Tubuh kaum hawa juga memproduksi hormon ini tetapi hanya sedikit dan antara lain mengatur fungsi seks dan pembentukan otot.

"Wanita hanya butuh satu persen hormon androgen, kalau nambah sedikit jadinya bermasalah," kata dr.Steffy Aditya dari NMW Skincare Kalimalang Bekasi.

Steffy menjelaskan, 72 persen perempuan yang mengeluhkan jerawatnya disebabkan karena faktor kelebihan androgen (hiperandrogen).

"Kelebihan hormon ini meningkatkan proses pertumbuhan rambut. Hormon ini juga merangsang kelenjar minyak berlebih dan nantinya akan jadi jerawat," ujar Steffy.

(Baca juga: Jerawatan Jadi Alasan Utama Pasien ke Klinik Kulit)

Ada beberapa ciri perempuan yang mengalami hiperandrogen, antara lain memiliki banyak bulu, termasuk di daerah kumis atau janggut, gangguan menstruasi, dan masih berjerawat di atas usia 35 tahun.

"Mereka yang jerawatnya resisten, alias sudah diobati selama tiga bulan tidak sembuh-sembuh juga bisa karena hiperandrogen," katanya.

Perempuan yang sudah timbul jerawat sebelum masa puber juga biasanya bukan disebabkan karena kulit, tetapi gangguan hormonal.

Dokter Steffy Aditya dari NMW Skincare Kalimalang Bekasi.Kompas.com/Lusia Kus Anna Dokter Steffy Aditya dari NMW Skincare Kalimalang Bekasi.
Ada beberapa cara untuk mengatasi jerawat membandel akibat hiperandrogen. "Langkah pertama adalah memakai krim topikal selama beberapa bulan sebelum masuk ke step berikutnya," kata Steffy.

Dokter juga akan memberikan pengobatan antibiotik untuk mematikan bakteri penyebab jerawat. "Ini juga bisa untuk pasien yang punya jerawat di punggung selain di wajah. Tapi pengobatan antibiotik maksimal 5 hari lalu lihat efeknya. Tidak bisa dipaksakan untuk jangka panjang," paparnya.

Pada pasien yang siklus haidnya tidak lancar, kemungkinan besar penyebab jerawatnya memang karena gangguan hormonal. Untuk itu dokter akan memberikan pil kontrasepsi untuk mengatur hormonnya menjadi normal.

"Bila diperlukan, bisa diberikan pengobatan anti-androgen. Tapi tidak semua pasien bisa mendapatkannya, harus dilihat kondisi kesehatan pasien karena itu sebenarnya obat antihipertensi," katanya.

Terapi pengobatan jerawat lainnya adalah yang spesifik pada jerawat, seperti PRP (phlatelet rich plasma) atau pun sinar laser, yang akan disesuaikan dengan tingkat keparahan jerawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com