Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbentuk Sederhana, Inilah Kisah Mengagumkan di Balik Kue Keranjang

Kompas.com - 08/02/2018, 15:38 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Baca :Elemen Penuh Keindahan dalam Koleksi Busana Imlek dari Seba

Kue keranjang berkaitan dengan legenda kota Suzhou - kota terkenal di Republik Rakyat China - sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Pada Periode Musim Semi dan Gugur (722-481 SM) saat zaman Cina kuno, seluruh negara dibagi menjadi beberapa kerajaan kecil. Banyak orang menderita karena kekacauan perang pada masa itu.

Saat itu, Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu. Dinding yang kokoh dibangun untuk melindungi Kerajaan Wu dari serangan.

Merasa aman karena tembok kokoh telah dibangun, raja mengadakan perjamuan untuk merayakannya.

Semua orang tak lagi mengkhawatirkan perang. Namun, kekhawatiran tersebut tetap ada dalam pikiran Perdana Menteri Wu Zixu.

Dia mengatakan kepada rombongannya bahwa perang bukanlah masalah yang ringan. Dinding yang kuat memang bisa memberikan perlindungan yang baik, tetapi jika negara musuh mengepung kerajaan, tembok bisa menjadi penghalang yang keras bagi diri mereka sendiri.

Perdana Menteri Wu Zixu meminta rombongannya untuk menggali lubang di bawah dinding. Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, apa yang pernah diucapkanya menjadi kenyataan.

Banyak orang kelaparan sampai mati saat kerajaan dikepung oleh musuh. Para prajurit pun melakukan apa yang Wu Zixu katakan sebelumnya.

Mereka membangun tembok di bawah dinding dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

Batu bata yang terbuat dari tepung beras ketan itulah yang akhirnya menjadi makanan penyelamat banyak orang dari kelaparan. Batu bata itulah yang menjadi awal mula adanya kue keranjang atau nian gao.

Setelah itu, orang membuat nian gao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu. Seiring berjalannya waktu, nian gao menjadi apa yang sekarang dikenal dengan kue Tahun Baru Imlek.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com