Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan karena Lapar atau Hasrat Emosional? Cermati Bedanya...

Kompas.com - 14/02/2018, 10:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar kita menganggap makanan adalah solusi dari beragam masalah.

Kalau lelah, lari ke cokelat. Sedikit stres, kue manis terasa lezat. Dikecewakan, pizza adalah pilihan tebaik.

Kerap, meski kita tak begitu lapar, tapi keinginan untuk makan sangat besar dan sulit dilawan. Padahal gaya hidup semacam itu tentu tidaklah sehat.

Memang, kalau sesekali makan tak akan timbul masalah, tapi kalau keseringan bisa jadi masalah kesehatan.

Nah, apa yang harus dilakukan agar punya hubungan lebih sehat dengan makanan?

Baca juga: Sakit Kepala hingga Doyan Tidur, Waspadai Beragam Gejala Depresi

Menurut Psikolog Mel Wells, kuncinya adalah memikirkan apa yang sebenarnya diinginkan selain makanan.

“Kalau pernah program diet, maka bisa diterapkan untuk mengabaikan rasa lapar—atau bisa dengan mengalihkan perhatian—tapi bukan mengabaikan hasrat, membenci, atau mencoba mengalihkan perhatian dari makanan."

"Karena itu, kita perlu mulai merangkul, menghormatinya, dan mengamati makanan dengan saksama,” ungkap Wells.

Jika melakukan demikian, kata Wells, kita tidak akan merasa seperti ‘budak’ yang diperintahkan untuk memenuhi hasrat tersebut.

Dia menambahkan, hasrat tersebut malah akan membantu membimbing menuju keinginan yang paling nyata.

Wells menjelaskan, ada perbedaan antara makanan dengan hasrat emosional dan rasa lapar.

“Hasrat emosional adalah hasrat yang kuat dan tiba-tiba muncul untuk makan makanan saat ini, yang juga menimbulkan rasa panik dan keharusan."

"Kalau kita membiarkan selama 10-15 menit, maka akan berlalu. Kita pasti sadar kalau masalah tersebut di pikiran, bukan di perut,” ungkap Wells.

“Sementara kelaparan memang terjadi secara bertahap selama beberapa jam di perut. Itu tidak terasa mendesak dan menyebabkan kepanikan."

Baca juga: Mengapa Kita Bisa Gampang Marah Saat Lapar?

"Kita benar-benar punya waktu untuk memikirkan apa yang akan memuaskan tubuh,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com