JAKARTA, KOMPAS.com - Wangi parfum tak berbeda jauh dengan produk fesyen yang trennya berubah setiap tahun.
Hal ini dikatakan oleh Marina Pryana, pakar parfum dari Firmenich Fragrance House.
Karakter anak muda yang senang mencoba-coba juga berpengaruh terhadap tren wangi parfum yang banyak dipilih.
"Wangi seperti sitrus, bunga, buah mungkin sudah biasa. Mereka mau sesuatu yang beda."
Demikian kata Marina di acara peluncuran kampanye "Dress for Love" oleh Royale Parfum Collection by So Klin di Plaza Senayan Arcadia, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Baca juga: Efek Negatif Pemakaian Parfum untuk Bikin Rambut Wangi
Beberapa wangi unik seperti cokelat, makarun, hingga kombinasi buah menurut dia, kini banyak diminati.
Dulu, kata dia, parfum yang menjadi favorit salah satunya wangi buah. Namun, saat ini banyak orang cenderung tak lagi memilih wangi "single fruity".
"Mungkin dulu buahnya single fruity. Seperti apel. Sekarang sudah mulai kompleks. Misal berry, sitrus campur buah-buahan berry. Apel pun bukan single apple tapi kombinasi," tutur dia.
Wangi vanila yang kini menjadi salah satu "primadona" parfum, menurut Marina, sempat tak diterima di Indonesia. Vanilla dianggap kurang sesuai dengan cuaca Indonesia yang panas.
Wangi seperti vanila dan cokelat lebih sering digunakan di negara-negara yang memiliki musim salju.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.