Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngopi Bareng", Resep Rumah Tangga Harmonis, Kok Bisa?

Kompas.com - 15/02/2018, 12:30 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah tangga terkadang tak lepas dari pertengkaran-pertengkaran kecil.

Namun, tak sedikit pula pertengkaran yang mengakibatkan hubungan pernikahan berada di ujung tanduk.

Psikolog Klinis sekaligus Pakar Hubungan, Denrich Suryadi, M.Psi menuturkan, amat penting untuk menjaga bahasa kasih tetap tersampaikan.

Salah satunya lewat menghabiskan waktu bersama atau quality time.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga hubungan rumah tangga tetap harmonis. Salah satunya memanfaatkan hobi "ngopi".

Apalagi, saat ini "ngopi" sedang hits alias menjadi tren dan membuat kafe kopi tersebar di mana-mana.

Denrich mengakui hal itu juga dilakukan oleh ia dan suaminya.

"Sekarang kan banyak kafe ya. Pakai saja kesempatan itu."

"Misal, kita coba yuk tiap minggu ke kafe baru dekat rumah. Lalu browsing di waze, google. Saya begitu."

Demikian penuturan Denrich seusai acara peluncuran kampanye "Dress for Love" oleh Royale Parfum Collection by So Klin di Plaza Senayan Arcadia, Jakarta, Rabu (14/2/2018) kemarin.

Menyisihkan waktu berdua untuk pasangan suami istri, menurut dia, sangat dibutuhkan di sela mengurus rumah tangga dan kesibukan pekerjaan.

Beberapa klien biasanya akan ia minta untuk membuat komitmen untuk sama-sama menyisihkan waktu luang untuk berdua.

Setidaknya 2-3 jam seminggu. Waktu itu bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan sederhana, misalnya makan siang bersama, nonton bioskop, atau melakukan hobi lainnya.

"Yang penting no handphone. Bisa ngobrol, ngafe, apapun yang nereka suka. Mereka harus sepakati di situ satu hal. Yang pasti bagi waktu, bagi pekerjaan di rumah," tutur dia.

Hal penting lainnya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga adalah meluangkan waktu untuk bulan madu alias honeymoon.

Ia menyarankan pasangan suami istri setidaknya pergi liburan berdua setahun sekali, tanpa anak-anak dan melepaskan pikiran dari pekerjaan.

Hari ulang tahun pernikahan dan valentine bisa jadi momentum yang tepat untuk suami-istri pergi honeymoon.

Pertama kali, anak-anak mungkin marah saat orangtuanya mau pergi berlibur tanpa mereka. Namun, kadang pula anak justru senang karena bisa bebas beberapa hari tanpa orangtuanya.

"Jadi seperti break time. Enggak ada mama apanya, bebas. Enggak ada yang omelin," kata Denrich.

Honeymoon rutin tersebut menurutnya amat efektif. Ia mencontohkan dari empat pasangan suami istri yang tengah ditanganinya saat ini berada di ujung tanduk perceraian.

Namun, dua dari mereka batal bercerai karena Denrich menyarankan kepada mereka untuk pergi honeymoon di tengah prahara tersebut.

"Mereka bilang enggak ngapa-ngapain, cenderung ada marah-marahan, dan masih ngungkit juga karena suaminya dicurigai selingkuh waktu itu," tutur dia.

"Tapi begitu pulang, ada efeknya loh. Mereka jadi mau konseling, berpikir ulang untuk mempertahankan pernikahan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com