Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Bawang Putih, Ini Penyebab Bau Mulut Tak Terduga

Kompas.com - 18/02/2018, 17:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Selain bawang putih, kebiasaan sehari-hari yang kita anggap tak terkait dengan kesehatan mulut, ternyata justru jadi penyebab bau mulut. Tak heran jika meski sudah rajin menyikat gigi, tetap saja keluhan bau mulut menghantui.

Berikut penyebab bau mulut yang tak terduga dan bisa menjadi rekomendasi untuk mengubah gaya hidup.

1. Diet keto

Diet ketogenik saat ini menjadi pilihan banyak orang untuk menjaga berat badannya. Sayangnya, efek samping tak menyenangkan dari diet ini adalah bau tak sedap dari mulut.

“Pada dasarnya, saat seseorang menjalani diet keto, mereka memaksa tubuh untuk menciptakan molekul yang disebut keton. Keton tertentu, yang disebut aseton, cenderung dikeluarkan lewat napas dan urin. Aseton memiliki bau yang beberapa orang katakan seperti buah busuk,” kata Natalie Rizzo, ahli gizi.

Karena dalam diet ini kita mengurangi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak untuk menggunakan keton—bukannya glukosa untuk energi dan bahan bakar—tubuh perlu terbiasa dengan masa transisi tersebut.

Beruntung, bau mulut hanya efek samping sementara dari diet ini.  “Begitu tubuh terbiasa dengan keadaan ketogenik ini ( sekitar 1-2 pekan), bau mulut akan mereda,” kata Rizzo.

2. Diet paleo

Seperti diet keto, diet paleo mengharuskan kita mengurangi karbohidrat. Tapi, paleo berfokus untuk mengumpulkan protein, daripada makan lebih banyak lemak. Sayangnya, efek samping paleo dan keto sama saja: napas tak sedap.

“Diet paleo sering mengandung protein tinggi, dan konsumsi protein yang tinggi terkait dengan bau mulut pada beberapa orang,” kata Josh Axe, penulis buku soal makanan.

Axe menjelaskan, mengonsumsi banyak protein dapat menyebabkan peningkatan amonia yang menyebabkan bau tak sedap di mulut.

Untuk menghilangkan bau mulut pada diet paleo, maka kita harus mengganti beberapa protein dalam makanan.

"Kelebihan protein dalam makanan sebenarnya tidak akan bermanfaat dan bisa mengganggu organ pencernaan," katanya.

Dia menyarankan untuk mencoba meningkatkan asupan minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak kelapa. Kalau perlu, makan karbohidrat yang belum diproses, seperti buah-buahan atau ubi.

(Baca juga: Diet Ketogenik Harus Dalam Pengawasan Dokter)

3. Refluks asam lambung

Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com