Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2018, 08:39 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Batik menjadi kain tradisional yang digemari banyak orang. Tak sedikit yang rela mengeluarkan kocek lebih untuk membeli batik tulis yang langka dan cantik.

Tapi, hati-hati. Jika tak pandai membedakan batik yang memang buatan tangan, kita justru bisa kena tipu.

Pendiri Galeri Buana Alit, Dwita Herman mengatakan beberapa pedagang kerap menggunakan teknik cetak pada kain yang berkualitas. Sehingga akan sulit dibedakan apakah batik tersebut cetak atau tulis.

"Hati-hati kalau beli. Ada batik yang biasanya kita pakai untuk daster saja. Kadang beli batik print dengan harga mahal. Tapi kadang cuttingnya bagus (jadi tak batik print)," ujar Dwita di di Galeri Buana Alit, Jalan Moh. Kahfi 1, Jakarta Selatan.

Ia menambahkan, saat ini batik-batik cetak sudah sangat bagus karena dilengkapi mesin cetak yng sudah canggih.

Owner Galeri Buana Alit, Dwita Herman saat menunjukkan salah satu batik, di Galeri Buana Alit, Jalan Moh. Kahfi 1, Jakarta Selatan Selasa (20/2/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Owner Galeri Buana Alit, Dwita Herman saat menunjukkan salah satu batik, di Galeri Buana Alit, Jalan Moh. Kahfi 1, Jakarta Selatan Selasa (20/2/2018).
Namun, Dwita menjelaskan beberapa hal yang bisa membedakan antara batik tulis dsn cetak.

Pertama, batik tulis memiliki pinggiran dengan gerigi-gerigi. Sedangkan batik cetak akan langsung terputus polanya, bahkan ada yang meleset.

Terkadang, batik cetak akan tetap kelihatan kain katunnya jika dibalik sebab pewarnaannya tidak tembus kain. Sedangkan pewarnaan batik tulis akan tembus.

Dwita juga menyarankan agar para pecinta batik berhati-hati saat hendak membeli sablon malam. Sebab, mereka menggunakan plangkan 'malam' hanya untuk membentuk motif batik.

"Hati-hati misalnya dengan batik Pekalongan, dengan batik plangkan dan mereka bilang batik tulis," tuturnya.

Kemudian contoh lainnya adalah pada batik cat yang kadang masih terlihat kotak-kotak cetakan capnya jika kain dilebarkan.

"Cat kadang kalau dilebarkan kainnya seperti kotak-kotak yang berulang," kata Dwita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com