Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Penyakit Berbahaya akibat Makan Daging Anjing...

Kompas.com - 22/02/2018, 15:53 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Publikasi data tahun 2017 yang menyebut sekitar 1.200 anjing dibunuh di Surakarta, untuk dijadikan santapan, mengundang perhatian besar.

Ketua Ketua Dog Friends Surakarta Fredy Irawan -lembaga melansir data itu, menyebut daging anjing itu dijadikan santapan di 136 warung yang ada di Solo.

Tak hanya itu, Fredy meyakini praktik-praktik ini dilakukan secara kejam. Sebab, sering kali anjing tidak dipotong, tetapi dicekik atau ditenggelamkan hingga mati.

"Ini penyiksaan. Sebab, pelanggan yakin, daging anjing jauh lebih nikmat jika darah anjing tidak mengalir saat hewan itu dibunuh," ujar Fredy.

Sebelum kabar dari Solo ini menjadi perhatian publik, perhelatan akbar Olimpiade musim dingin di Pyeongchang, Korea Utara juga sudah diwarnai kegemparan serupa.

Laman National Geographic memberitakan, sebelum pelaksanaan Olimpiade, Pemerintah Korsel mengeluarkan larangan kepada 12 restoran di kota itu, untuk tidak menyuguhkan menu daging anjing, selama Olimpiade.

Baca juga: Dalam Sehari, 1.200 Anjing Dikonsumsi di Kota Solo

Tak main-main, berharap larangan itu bisa dipatuhi, Pemerintah Korsel pun menyediakan uang kompensasi.

Namun yang terjadi, nyaris seluruh restoran tersebut tak menghentikan aktivitas perdagangannya, apalagi permintaan pasar pun besar. 

Tentu saja, pemandangan itu mengundang kritik dari masyarakat internasional yang datang ke Pyeongchang, -baik para atlet, maupun turis yang menyaksikan Olimpiade.

Perhatian berpusat pada perdebatan seputar praktik memakan daging anjing.

Baca juga : Restoran di Korsel Diminta Tak Sajikan Daging Anjing selama Olimpiade

Legal

Di negeri gingseng ini, tak ada konsekuensi hukum bagi mereka yang memperdagangkan atau pun menyantap daging anjing.

Padahal, bagi kebanyakan warga setempat daging anjing masih dianggap sebagai makanan yang menjijikkan seperti layaknya daging ular.

Di sisi lain, Kantor Berita AFP mewartakan, jumlah warga Korsel yang memelihara anjing sebagai hewan peliharaan pun kian bertambah.

Sehingga, tradisi memakan daging anjing pun kian memudar, terutama di kalangan generasi muda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com