Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Pelakor" dan Jalan Pintas Pemenuhan Ekonomi

Kompas.com - 23/02/2018, 07:36 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Perempuan simpanan atau dalam istilah kekinian disebut pelakor (perebut laki orang) sebenarnya bukan fenomena baru. Tapi, mengapa seseorang tetap mau berhubungan dengan orang yang statusnya menikah?

Dalam setiap kasus perselingkuhan memang tidak cuma satu pihak yang bersalah, tapi si perempuan dan laki-laki.

Selain alasan jatuh cinta, menurut psikolog keluarga Irma Gustiana Andriana M.Psi, faktor ekonomi berpengaruh besar pada alasan perempuan yang rela menjadi orang ketiga.

"Ada beberapa orang yang kecenderungannya enggak mau susah. Jadi mereka lebih mencari keadaan ekonomi si laki-laki yang dianggap sudah mapan," kata Irma.

Jika dicermati, beberapa kasus cinta segitiga dengan pria beristri yang mencuat di media sosial kebanyakan memang melibatkan pria berusia di atas 35 tahun yang status ekonominya berkecukupan. Biasanya adalah pejabat, pengusaha, atau orang dengan jabatan tinggi.

Irma menjelaskan, kebanyakan pelakor adalah mereka yang memiliki konsep diri rendah. "Entah karena ada trauma, kehilangan, atau kurang kasih sayang, yang membuatnya tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tidak seperti orang lain," ujarnya.

Kompensasi dari kondisi psikologi tersebut dapat mendorongnya mencari cara  demi menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan.

"Pemuasan kebutuhan psikologi seseorang bermacam-macam, ada yang dengan olahraga, berkesenian, tapi ada yang tidak mampu mengontrol dorongan mendominasi dengan merebut perhatian pasangan orang. Ini akibat dari konsep dirinya tidak kuat," katanya.

(Baca juga: Selingkuh Hati yang Menyakitkan)

Dengan berhasil menaklukkan hati pria yang sudah berpasangan, menurut Irma, bisa memberikan rasa kepuasan dan menaikkan eksistensinya.

"Kepuasan setiap orang beda-beda. Mungkin buat pelakor, jika ada suami orang memilih dia merupakan indikasi dia lebih unggul dari wanita lain. Ini enggak sehat," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.

Padahal, menjalin hubungan dengan pria beristri bukan saja menghancurkan rumah tangga orang lain tapi juga reputasi si pelakor itu sendiri.

Jika dari pihak pelakor ada persoalan psikologis yang dibawa dari masa lalunya, maka dari pihak laki-laki yang berselingkuh biasanya karena memang punya kesempatan dan ikatan pernikahan yang tidak kuat.

"Sejak awal pernikahannya memang tidak kuat, sehingga ketika ada orang ketiga gampang diterabas," ujarnya.

Selain itu, ada juga alasan lain yang membuat seorang suami mudah tergoda wanita idaman lain. Misalnya saja karena sang istri juga berselingkuh atau kebutuhannya diabaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com