Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pelakor" Jadi Tren, Apa Kata Riset tentang Fenomena Ini?

Kompas.com - 25/02/2018, 13:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Meetdoctor

KOMPAS.com - Belakangan ini banyak kasus perselingkuhan menjadi topik viral di media sosial Indonesia.

Istilah "pelakor" (perebut laki orang) dan "pebinor" (perebut bini orang) pun mendadak menjadi diksi yang nge-tren.

Ya, memang ada beribu alasan bagi seseorang untuk berselingkuh dari pasangan mereka.

Pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk tidak setia.

Ketika Kamu yang menjadi korban, pertanyaan pertama yang muncul adalah “mengapa? apa yang kurang dari saya?”

Baca juga: Apa Kata Ahli Linguistik soal Pelakor?

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Sex Research, mengungkap motivasi di balik perselingkuhan.

Peneliti meminta pandangan dari 495 orang dewasa muda tentang perselingkuhan mereka melalui kuisioner berbasis internet.

Hasilnya? Sebagian besar mereka berselingkuh karena tidak puas dengan hubungan yang dijalani, merasa tidak dianggap, marah, atau memiliki hasrat kepada orang lain.

Namun, kuesioner juga mengungkapkan alasan lain, apa saja itu? 

"Saya 'jatuh cinta pada selingkuhan saya."

"Saya tidak terlalu berkomitmen."

"Saya ingin meningkatkan popularitas saya"

"Saya menginginkan lebih banyak pasangan seksual."

"Saya mabuk dan tidak berpikir jernih."

Dari jawaban-jawaban tersebut, jelas terungkap perselingkuhan lebih dari sekadar tentang cinta yang berkurang pada pasangan.

Baca juga: Fenomena Pelakor dan Jalan Pintas Pemenuhan Ekonomi

Halaman:
Sumber Meetdoctor
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com