Kamu juga perlu menemui dokter bila batuk disertai darah atau demam tinggi, penurunan berat badan yang tidak diinginkan atau berkeringat di malam hari.
Demi mendiagnosa batuk kronis dan mengidentifikasi penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan sinar X dada atau CT scan, melakukan tes fungsi paru-paru, atau menguji acid reflux.
Baca juga: Benarkah Jeruk Nipis dan Kecap Ampuh Atasi Batuk?
Pengobatan batuk kronis biasanya diawali dengan mengobati penyebabnya.
Dekongestan atau antihistamin dapat membantu mengendalikan batuk kronis akibat post-nasal drip.
Antibiotik pun dapat membantu mengendalikan infeksi pernapasan yang mendasarinya, dan steroid dapat membantu mengobati bronkitis.
Untuk batuk kronis akibat asma, pengobatan bisa termasuk pengobatan asma, seperti steroid atau bronkodilator.
Perawatan sekunder, seperti tetap terhidrasi dan menjaga tenggorokan lembap dengan cairan, juga dapat membantu mengurangi gejala batuk kronis.
Cara terbaik untuk mencegah batuk yang ditakuti yang tidak akan hilang adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa memicunya.
"Jangan merokok, kendalikan asma kita, dan obati COPD," kata McCullers.
Dia juga menyarankan vaksin untuk penyakit masa kanak-kanak. "Banyak dari penyakit ini dapat menyebabkan batuk kronis atau merusak saluran udara, yang menyebabkan kondisi lain, seperti asma dan COPD, yang dapat menyebabkan batuk kronis."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.