Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Jago Teknologi, Gali Bakat Lain Generasi Alfa

Kompas.com - 28/02/2018, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Terpapar teknologi sejak lahir, generasi Alfa merupakan generasi yang paling pintar dibanding pendahulunya. Diperlukan pola asuh dan stimulasi yang tepat untuk menemukan kelebihan anak.

Generasi alfa adalah anak-anak dari generasi milenial atau mereka yang lahir setelah tahun 2010 dengan usia paling tua adalah anak-anak berusia lima tahun.

Meski mereka belum masuk sekolah dasar, tetapi mereka bahkan sudah pandai menggunakan gawai saat usianya belum genap dua tahun. Mereka adalah generasi paling terdidik dan melek teknologi. Namun, segala kemudahan tersebut dikhawatirkan membuat daya juang mereka lebih rendah.

Dibanding generasi sebelumnya, mungkin tantangan saat anak-anak generasi alfa ini dewasa akan lebih ketat. Untuk itu mereka perlu memiliki bakat atau keterampilan khusus.

"Mereka harus memiliki keterampilan dan keahlian yang spesifik. Di masa depan, inilah yang bisa jadi bintang," kata psikolog anak dan remaja Roslina Verauli, di sela acara konferensi pers Cussons Bintang Kecil 6 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Teknologi yang dikuasai anak sejak dini, menurut psikolog yang disapa dengan Vera ini, bisa dimanfaatkan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak.

"Misalnya saja untuk merekam tumbuh kembang anak, mengajak anak belajar lagu, jadi teknologi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang positif," katanya.

Punya mimpi

Setiap individu sejak lahir sudah memiliki dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.

"Tugas orangtua adalah membantu anak untuk punya impian. Sumber impian itu adalah dari apa yang kita hayati, kekuatan dirinya, dan profil kepribadiannya," ujar Vera.

Salah satu cara untuk mengenali bakat anak, menurut Vera adalah dengan mengenali apa kesukaan anak lewat kegiatan bermain dan belajar.

"Amati anak senangnya main seperti apa, yang pandai dia lakukan, atau dia lebih unggul di pelajaran apa kalau sudah sekolah," ujar staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.

(Baca juga: Bekali Petunjuk Ini agar Anak Aman di Media Sosial)

Ajak anak mengikuti berbagai aktivitas agar ia terbuka pada pengalaman-pengalaman baru. Misalnya dengan mengeksplorasi seni tari, musik, prakarya, atau pun olahraga.

Mengikutkan anak pada berbagai kompetisi yang positif juga disarankan. Mengikuti kompetisi untuk anak, menurut Vera, bisa membantu anak mengenali kelemahan dan kekuatan diri.

"Bantu anak-anak untuk mengenali impiannya dan bantu wujudkan, tetapi jangan dipaksakan, sesuaikan dengan minat anak," ujar Vera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com