Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2018, 08:22 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun harganya selangit, pembeli harus benar-benar teliti saat membeli barang bermerk seperti tas. Sebab, ada saja barang-barang yang kurang baik, tapi lolos uji produksi.

Seperti kejadian yang pernah dialami oleh Effi Rachmanto, pemilik @effiraia_luxury sekaligus pemerhati tas mewah.

Dia bercerita memiliki pengalaman tak mengenakan saat menjual tas Hermes ke seorang temannya. Dia mendapatkan tas Hermes asli tersebut di Belanda pada tahun 2014 sebelum akhirnya dijual ke teman. 

Nah, kejadian tak mengenakan baru muncul ketika dia dan temannya bersama orang yang lain sedang berkumpul di sebuah lapangan.

Tas Hermes yang dibeli tersebut tiba-tiba mengeluarkan aroma tak sedap seperti jengkol. Padahal tas tersebut berjarak sekitar 10 meter dari dia dan teman-temannya.

Sontak, aroma tersebut pun menarik perhatian dan membuat Effi saling tatap dengan temannya yang membeli.

Merasa bertanggungjawab dan percaya bahwa tas tersebut asli, dia membawanya ke gerai Hermes. Dia mencoba memastikan serta komplain atas aroma tak sedap tersebut. 

“Setelah dibawa dan menunggu, akhirnya dia bilang kalau tas itu asli dan memang ada yang bermasalah,” kata Effi saat bincang-bincang di Irrestible Bazaar 11, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Lantas, apa penyebabnya? Menurut penjelasan yang didapat Effi dari pihak Hermes, biang kerok-nya adalah pewarnaan alami untuk tas branded tersebut. Sayangnya, ada keteledoran, sehingga mengeluarkan aroma tak sedap. 

Kejadian tak mengenakkan juga pernah dialami oleh Yulfi Herman, pemilik @upstairs.boutique. Tas Hermes yang dijual ke temannya mengalami cacat produksi lantaran ada bagian kulit yang tertinggal di bagian dalam tas yang sudah dijahit.

Mau tak mau perlu membuka jahitan untuk mengeluarkan sisa kulit tersebut. Karena tas tersebut sudah dijual ke temannya, Yulfi merasa bertanggungjawab untuk mengurus tersebut dan membawanya ke gerai Hermes langsung. Setelah di sana, memang benar bahwa ada kesalahan dan meninggalkan kulit sisa.

Yulfi bersikeras untuk meminta tas tersebut dibereskan, dan tak ingin diganti yang baru.

“Saya ingin memberi kepastian ke teman kalau tas ini memang asli. Jadi memang benar-benar dibereskan, tidak diganti yang baru,” kata Yulfi.

Kendati demikian, Yulfi mengatakan bahwa kejadian-kejadian seperti ini cukup langka. Sebab Hermes memiliki prosedur dan standar ketat dalam produksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com