KOMPAS.com - Kanker serviks atau leher rahim merupakan satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan vaksin. Walau vaksin HPV untuk mencegahnya sudah lama tersedia, tetapi di Indonesia belum menjadi program nasional.
Menurut Prof.dr.Andrijono Sp.OG(K), deteksi dini kanker serviks dengan tes pap smear dan IVA belum berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks.
Data Globocan 2012 menunjukkan, setiap satu jam perempuan meninggal karena kanker serviks di Indonesia. Aktris Julia Perez merupakan salah satu perempuan yang meninggal karena kanker yang disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus ini.
"Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) mendorong program nasional vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks segera dilaksanakan pemerintah, karena kondisinya sudah mendesak," kata Andrijono.
Ia mengatakan, HOGI sudah melakukan rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI pada bulan Februari lalu.
HOGI menganjurkan vaksin diberikan untuk usia 9-55 tahun, namun lebih efektif untuk anak usia 9-13 tahun, sebelum si anak terpapar HPV.
Risiko tertular HPV pada perempuan di Indonesia semakin tinggi karena pernikahan usia dini yang masih tinggi.
Sayangnya vaksin HPV belum dijadikan program nasional. Baru sebagian kecil wilayah yang sudah melakukan yaitu propinsi DKI Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.
Bahkan di Yogyakarta hanya dua Kabupaten yaitu Kulon Progo dan Gunung Kidul. Segera menyusul Manado dan Makasar.
“Kalau vaksin diberikan secara sporadis di wilayah-wilayah kecil seperti ini tidak akan efektif. Program nasional vaksin HPV sudah sangat mendesak,” ujar Andrijono.
(Baca juga: Menemukan Kanker Serviks Sebelum Berkembang Jadi Kanker Serviks)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.