Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Vaksinasi Cegah Kanker Serviks Ditargetkan Tahun 2019

Kompas.com - 01/03/2018, 14:08 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker serviks atau leher rahim merupakan satu-satunya kanker yang bisa dicegah dengan vaksin. Walau vaksin HPV untuk mencegahnya sudah lama tersedia, tetapi di Indonesia belum menjadi program nasional.

Menurut Prof.dr.Andrijono Sp.OG(K), deteksi dini kanker serviks dengan tes pap smear dan IVA belum berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks.

Data Globocan 2012 menunjukkan, setiap satu jam perempuan meninggal karena kanker serviks di Indonesia. Aktris Julia Perez merupakan salah satu perempuan yang meninggal karena kanker yang disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus ini.

"Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) mendorong program nasional vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks segera dilaksanakan pemerintah, karena kondisinya sudah mendesak," kata Andrijono.

Ia mengatakan, HOGI sudah melakukan rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI pada bulan Februari lalu.

HOGI menganjurkan vaksin diberikan untuk usia 9-55 tahun, namun lebih efektif untuk anak usia 9-13 tahun, sebelum si anak terpapar HPV.  

Risiko tertular HPV pada perempuan di Indonesia semakin tinggi karena pernikahan usia dini yang masih tinggi.

Sayangnya vaksin HPV belum dijadikan program nasional. Baru sebagian kecil wilayah yang sudah melakukan yaitu propinsi DKI Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

Bahkan di Yogyakarta hanya dua Kabupaten yaitu Kulon Progo dan Gunung Kidul. Segera menyusul Manado dan Makasar.

“Kalau vaksin diberikan secara sporadis di wilayah-wilayah kecil seperti ini tidak akan efektif. Program nasional vaksin HPV sudah sangat mendesak,” ujar Andrijono.

(Baca juga: Menemukan Kanker Serviks Sebelum Berkembang Jadi Kanker Serviks)

HOGI berharap  pembahasan anggaran Kementerian Kesehatan di tahun 2018 ini sudah memasukkan program nasional vaksin HPV sehingga nanti program nasional vaksin HPV sudah bisa terlaksana di tahun 2019.

“Paling lambat tahun 2020 harus sudah terlaksana,” ujar Andrijono.

Di negara-negara yang sudah menjalankan program vaksin HPV secara nasional, kejadian kanker serviks secara signifikan turun. Misalnya di Australia turun 50 persen setelah menjalankan program 10 tahun, bahkan Kanada dan Swedia turun 80-84 persen.

Hasil vaksinasi sudah bisa dilihat dalam 5 tahun sejak program dijalankan. Salah satu indikasi vaksin efektif dapat dilihat dengan insiden kutil kelamin, yang juga disebabkan HPV tipe tertentu, yang biasanya ikut turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com