Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Low Impact atau High Impact Supaya Berat Badan Turun?

Kompas.com - 02/03/2018, 09:19 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Olahraga low impact atau high impact sama-sama bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, membakar kalori, dan membantu mengatur berat badan.

Sebutan low impact dan high impact ini berbeda dengan intensitas tinggi dan rendah (high intensity dan low intensity) yang mungkin sering kita dengar.

Sebutan low impact dan high impact ini mengacu pada dampaknya pada persendian. Nah, tapi dari perbedaan itu mana yang lebih baik untuk turunkan berat badan?

Apa itu olahraga low impact?

Olahraga low impact adalah olahraga yang gerakan kedua kakinya atau salah satu kakinya masih menempel di lantai sepanjang sesi olahraga. Contohnya, berjalan, yoga, bersepeda, berenang, dan lain-lain.

Latihan olahraga low impact biasanya direkomendasikan bagi para pemula yang baru memulai olahraga, orang yang mengalami berat badan lebih dan obesitas, yang sedang hamil, atau sedang mengalami cedera saraf atau tulang.

Yoga Class, Group of People Relaxing and Doing Yoga. Childs Pose. Wellness and Healthy Lifestyle.EpicStockMedia Yoga Class, Group of People Relaxing and Doing Yoga. Childs Pose. Wellness and Healthy Lifestyle.
Olahraga ini baik untuk mereka karena bisa mengurangi risiko yang lebih berat.

Olahraga low impact bukan berarti intensitasnya rendah daripada olahraga high impact. Bukan berarti juga low impact tidak bisa membakar banyak lemak. Olahraga ini hanya memberikan beban yang lebih rendah pada sendi di setiap gerakan, tapi bukan berarti tidak butuh energi.

Apa itu olahraga high impact?

Olahraga high impact melibatkan gerakan dengan hentakan seperti saat melompat. Dikatakan latihan high impact jika ada saat di mana kedua kaki tidak menginjak lantai atau tanah pada saat yang bersamaan.

Contohnya jogging, lompat tali, skipping, jumping jack, dan latihan lainnya yang mengharuskan kedua kaki melompat. Olahraga high-impact akan membuat pembebanan ekstra di lutut, pergelangan kaki, dan pinggul.

Akan tetapi, olahraga high impact kurang tepat jika dilakukan setiap hari tanpa jeda atau variasi latihan.

Ilustrasi lompat talidolgachov Ilustrasi lompat tali
Aktivitas olahraga ini cenderung membakar lebih banyak kalori daripada olahraga low impact. Sebab, jantung akan memompa darah lebih cepat sehingga pembakaran kalori akan semakin besar.

Meskipun bisa membakar kalori lebih besar, jenis olahraga ini memiliki konsekuensi lain. Kemungkinan untuk mengalami cedera lebih mudah terjadi pada olahraga ini.

Contohnya saja, saat berlari kencang akan memberikan beban pada kaki sebanyak 2,5 kali berat badan dan ini akan membebani tubuh. Inilah mengapa jenis olahraga ini kurang nyaman dilakukan oleh mereka yang punya masalah di bagian kaki atau punya berat badan berlebihan.

Olahraga high impact memang memiliki kemampuan membakar kalori lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan olahraga low impact. Bahkan penelitian menunjukan bahwa olahraga ini bisa menurunkan persentase lemak lebih besar juga.

Penelitian dalam jurnal ilmiah SPIRIT tahun 2015 membandingkan antara kelompok yang melakukan senam aerobik low impact dengan kelompok yang melakukan senam aerobik high impact.

Dari kedua kelompok tersebut, olahraga high impact memiliki efek menurunkan persentase lemak lebih besar dibandingkan olahraga low impact.

Jadi sebaiknya pilih olahraga low impact atau high impact?

Meskipun bisa membakar kalori lebih banyak dan menurunkan persentase lemak lebih besar, gerakan olahraga high impact membutuhkan beberapa pertimbangan.

Pasalnya, ada beberapa risiko yang lebih mudah terjadi saat melakukan jenis latihan ini. Oleh karena itu, saat menurunkan berat badan, pilihlah yang paling cocok dan aman dengan kondisi masing-masing. Atau kombinasikan keduanya.

Sepeda balapRyan McVay Sepeda balap
Jika kita menginginkan olahraga high-impact tentu boleh saja dengan segala kesiapan yang kita punya. Namun perlu diketahui juga, bukan jenis low impact dan high impact saja yang memengaruhi pembakaran kalori lebih banyak. Yang tidak kalah penting adalah intensitasnya.

Melakukan olahraga low impact bukan berarti cuma sedikit kalori yang terbakar. Jika olahraga low impact dilakukan dengan intensitas tinggi ini juga akan membuat pembakaran kalori semakin maksimal.

Contohnya, bersepeda dengan kecepatan tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Tubuh akan lebih banyak melakukan pembakaran kalori saat naik sepeda itu.

Bagi pemula, obesitas, dan memiliki masalah persendian, sebaiknya jika ingin menurunkan berat badan lakukanlah olahraga low impact.

Dengan meningkatkan intensitasnya, kita juga tetap bisa membakar kalori lebih cepat, berat badan pun akan ikut turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com