Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Produk Ramah Lingkungan Jadi Tren, Apa Alasannya?

Kompas.com - 05/03/2018, 07:49 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis dengan produk berkaitan dengan ramah lingkungan terasa kian menjamur di tengah masyarakat.

Mulai dari makanan organik, barang olahan bekas pakai, bahkan sampai kosmetik organik.

Faktanya, bisnis tersebut memang sedang menjadi tren saat ini. 

Vice President Business Development Lima Group, Agni Pratama menuturkan, tren ini berawal dari perubahan prilaku di pasar yang sudah mulai banyak yang peduli dengan lingkungan.

"Pasarnya pun sudah mulai berubah. Kepedulian terhadap lingkungan, iklim, bencana, risiko itu semakin besar."

"Di luar negeri apalagi. Kesadaran makanan sehat, hidup yang baik, melakukan perubahan," ujar Agni beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sabun Mandi Ramah Lingkungan dari Yves Rocher

Menurut dia, permintaan pasar terhadap produk ramah lingkungan juga terus bertambah.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, tren ini kemudian diikuti dengan regulasi.

Hanya saja, menurut dia, meski di Indonesia bisnis produk ramah lingkungan sedang bertumbuh, tapi jumlahnya masih relatif sedikit.

Salah satu alasannya karena biaya yang tidak sedikit. Ini berdampak pada harga produk yang cenderung lebih mahal.

"Kecuali kalau bukan produk massal. Harus ada gerak bareng. Karena kalau gerak bareng mungkin cost bisa dikecilkan biayanya. Misalnya packaging-nya," tutur Agni.

Tapi, meningkatnya masyarakat menengah Indonesia yang semakin sadar lingkungan menurut dia perlu dipandang positif.

Jumlah masyarakat kelas menengah pun disebut bertumbuh dan memberikan keuntungan.

Di Indonesia, ia melihat bisnis produk ramah lingkungan yang berkembang adalah produk makanan. Salah satunya diawali dengan kekhawatiran munculnya banyak penyakit di masa tua.

"Sudah semakin banyak yang ngomongin sustainability resources, food security, kasih alternatif beras yang lebih ramah lingkungan kayak singkok misalnya," ujar dia.

"Sekarang mulai banyak dan penggeraknya rata-rata anak muda semua. Keren. Dan didorong sama senior-senior."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com