KOMPAS.com - Jika kamu merasa memiliki keinginan membeli makanan terus-terusan—bahkan makanan yang tak diinginkan— bisa jadi itu adalah gangguan pola makan.
Seringkali gangguan pola makan berakhir menjadi bulimia, terutama kalau diikuti dengan penurunan berat badan di luar batas, seperti dimuntahkan atau puasa, dan olahraga berlebih.
Salah satu penulis The Independent, Sophie Jackson, mengatakan bahwa dia menghabiskan sekitar 200 dollar AS atau Rp 2,7 juta per pekan untuk membeli makanan dengan porsi pesta saat menderita bulimia.
"Siklus tanpa henti untuk membeli makanan yang saya tahu tidak dibutuhkan atau inginkan, membuat saya sakit, kehabisan uang dan melakukannya lagi merasa seperti sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan,” tulisnya.
Di sisi lain, pengeluaran juga meningkat, kemudian menekannya.
Bahkan, bagi para penderita anoreksia, bulimia dan gangguan makan, akan mengeluarkan biaya tambahan seperti—membeli pakaian dengan ukuran berbeda, membeli teh dan obat diet atau pencahar, dan langganan keanggotaan gym.
Sebenarnya, umum bagi orang-orang yang berjuang mengatasi gangguan makan juga memiliki hutang kartu kredit, kata Melainie Rogers, pendiri dan CEO Balance, sebuah pusat perawatan penderita gangguan makan di New York.
"Ada kecenderungan mereka menjadi impulsif saat mengalami bulimia,” katanya.
Ditambah, orang yang sedang berjuang dengan gangguan makan juga harus izin ketika merasa tidak enak badan.
Pengobatan mahal
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.